Senin, 14 Juli 2025
Beranda / Ekonomi / Pelindo Lhokseumawe Genjot Pelabuhan Krueng Geukueh Jadi Gerbang Ekspor Aceh

Pelindo Lhokseumawe Genjot Pelabuhan Krueng Geukueh Jadi Gerbang Ekspor Aceh

Jum`at, 11 Juli 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pelabuhan Krueng Geukuh. [Foto: net]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Lhokseumawe mendorong pengoptimalan pengelolaan Pelabuhan Umum Krueng Geukueh di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, sebagai salah satu gerbang utama logistik dan ekspor-impor dari dan ke Aceh.

Hal ini ditegaskan oleh General Manager (GM) PT Pelindo Lhokseumawe, Joni Utama, dalam wawancara kepada media dialeksis.com, Jumat (11/7/2025).

“Kami ingin memastikan bahwa Pelabuhan Krueng Geukuehbukan hanya menjadi pelabuhan penunjang, tetapi menjadi simpul utama pergerakan logistik dan perdagangan dari Aceh ke dunia luar. Pelindo sangat mendukung upaya pengusaha di Aceh yang mulai aktif memanfaatkan fasilitas pelabuhan ini untuk kegiatan ekspor dan impor,” ungkap Joni Utama.

Joni menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan mitra lama.

Ia menekankan pentingnya menjalin kerjasama yang sudah teruji daripada memulai dari nol dengan pihak yang belum memiliki pengalaman di lapangan.

“Sudah saatnya kita tidak lagi mulai dari pengenalan-pengenalan baru. Kami sudah kenal karakter dan kualitas mitra kami. Prinsip kami sederhana: efisien, cepat, dan jelas,” tegas Joni.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung soal realisasi anggaran tahun 2020 yang sempat tertunda dan semrawut akibat dinamika internal, namun kini semua proses berjalan lebih terkendali.

“Kita pastikan tidak ada lagi yang keluar jalur atau ngambang, semua tertata,” ujarnya.

Pelabuhan Krueng Geukueh kini memiliki dermaga umum sepanjang 267 meter yang mampu menampung tiga kapal sekaligus dua kapal besar dan satu kapal kecil.

Selain itu, tersedia juga dermaga khusus berupa jetty untuk bongkar muat semen, crude palm oil (CPO), dan aspal. Secara total, pelabuhan ini mampu melayani hingga 12 kapal secara bersamaan.

“Kita sudah punya fasilitas yang mumpuni. Tinggal bagaimana para pengusaha lokal dan regional mau lebih aktif menggunakannya. Kami siap bantu, kami dukung penuh,” kata Joni.

Menurut Joni, keberadaan pelabuhan ini harus dilihat sebagai aset strategis daerah. Jika dikelola secara serius dan kolaboratif, maka akan menjadi mesin pendorong utama pertumbuhan ekonomi Aceh, khususnya kawasan Lhokseumawe dan Aceh Utara.

“Pelindo tidak bisa jalan sendiri. Kami butuh sinergi -- baik dengan pemerintah, BUMN lainnya, pelaku usaha, maupun masyarakat. Jika semua pihak punya komitmen yang sama, saya yakin Pelabuhan Krueng Geukueh akan jadi poros logistik utama di barat Indonesia,” ungkapnya.

Joni Utama juga menyampaikan bahwa Pelindo sedang menyiapkan strategi penguatan sumber daya manusia (SDM) serta digitalisasi layanan pelabuhan guna meningkatkan efisiensi dan transparansi operasional.

“Era sekarang menuntut pelayanan cepat dan digital. Kita juga akan dorong pemanfaatan teknologi dalam proses bongkar muat dan manajemen logistik, supaya tidak ada lagi kendala komunikasi atau birokrasi lambat,” katanya.

Joni berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun pusat terhadap keberadaan dan pengembangan Pelabuhan Krueng Geukueh.

“Kita butuh dukungan regulasi yang berpihak, percepatan infrastruktur pendukung seperti jalan akses, serta promosi potensi pelabuhan ini ke skala nasional dan internasional. Pelabuhan ini bisa jadi ikon Aceh jika kita kelola dengan benar,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI