Senin, 30 Juni 2025
Beranda / Ekonomi / Pemuda Aceh Besar Sulap Kotoran Sapi Jadi Cuan, Dorong Pertanian Ramah Lingkungan

Pemuda Aceh Besar Sulap Kotoran Sapi Jadi Cuan, Dorong Pertanian Ramah Lingkungan

Minggu, 29 Juni 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Taufikul Hadi (32), seorang pemuda asal Gampong Lambeugak, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Jantho - Siapa sangka limbah kotoran sapi yang kerap dianggap menjijikkan, ternyata bisa menjadi sumber cuan dan solusi bagi lingkungan.

Taufikul Hadi (32), seorang pemuda asal Gampong Lambeugak, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, berhasil memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk kompos berkualitas yang kini diminati para petani di sekitarnya.

Berbekal tekad dan naluri membaca peluang, Taufik membangun usaha produksi pupuk kompos dengan peralatan yang relatif sederhana.

Mesin pencacah dan pengolah komposnya mampu memproduksi sekitar 7 hingga 10 ton pupuk setiap harinya, dengan melibatkan enam orang pekerja lokal.

Langkah ini bukan hanya memberdayakan masyarakat sekitar, tetapi juga membuka lapangan kerja baru di desanya.

“Awalnya saya melihat banyak kotoran sapi yang menumpuk dan tidak dikelola, padahal itu berpotensi menjadi pupuk alami yang bagus untuk tanaman,” kata Taufik kepada Dialeksis.com, Minggu (29/6/2025).

Ia menjelaskan, pupuk kompos produksinya mengandung 60 persen kotoran sapi, dicampur abu sekam padi, jerami, dan sebagian sampah rumah tangga organik.

 Komposisi tersebut menurutnya dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan unsur hara, serta membuat tanah lebih gembur dan subur.

Tak hanya berhenti di tahap produksi, Taufik bersama timnya juga aktif mendampingi petani agar bisa mengaplikasikan pupuk kompos secara tepat dan efektif.

“Kami sering turun ke lahan untuk memberikan edukasi, agar petani tidak salah cara penggunaannya. Supaya hasil panen mereka maksimal,” ujarnya.

Menurut Taufik, pupuk kompos super produksinya cocok untuk berbagai jenis tanaman, mulai dari sayuran, tanaman tahunan seperti buah-buahan, hingga tanaman hias.

Selain meningkatkan produktivitas tanah, penggunaan pupuk organik juga membuat lingkungan lebih sehat karena mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

“Kalau terus-terusan pakai pupuk kimia, tanah bisa rusak dan unsur hara jadi berkurang. Makanya pupuk kompos ini alternatif terbaik, murah, dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Tak hanya membantu petani, inisiatif Taufik juga berkontribusi mengurangi polusi lingkungan akibat limbah kotoran sapi yang selama ini sering mencemari sungai atau menimbulkan bau tak sedap di sekitar kandang ternak.

“Harga pupuk kimia mahal, dan kadang susah dicari. Sekarang kami punya alternatif yang lebih murah dan tidak merusak tanah,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI