Senin, 12 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Pengamat Emas Ibrahim Assuaibi: Kebijakan Bank of England Berpotensi Dongkrak Harga Emas Global

Pengamat Emas Ibrahim Assuaibi: Kebijakan Bank of England Berpotensi Dongkrak Harga Emas Global

Minggu, 11 Mei 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pengamat emas Ibrahim Assuaibi. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pengamat emas Ibrahim Assuaibi menilai keputusan Bank of England (BoE) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin berpotensi mendorong penguatan harga emas global. Kebijakan pelonggaran moneter ini dinilai sebagai sinyal bahwa bank sentral Inggris tengah mengantisipasi pelemahan ekonomi sekaligus mendorong aktivitas pasar melalui penurunan biaya pinjaman.

Posisi Inggris sebagai pusat referensi harga emas dunia melalui mekanisme London Local Gold (LLG) memperkuat dampak kebijakan moneter negara tersebut terhadap pasar emas global. Setiap keputusan otoritas moneter Inggris berpotensi memengaruhi harga emas secara signifikan.

“Kita harus memahami bahwa acuan harga emas global berasal dari Inggris melalui LLG. Artinya, penurunan suku bunga 25 basis poin oleh BoE ini kemungkinan akan berdampak pada penguatan harga emas dunia,” jelas Ibrahim, Minggu (11/5/2025).

LLG, sistem penetapan harga emas fisik yang menjadi rujukan utama perdagangan emas global, membuat kebijakan BoE tidak hanya berpengaruh domestik tetapi juga internasional, khususnya di pasar komoditas ini.

Dari sisi teknikal, pergerakan harga emas saat ini menunjukkan sinyal penguatan. Ibrahim memproyeksikan, jika tren ini berlanjut, harga emas berpeluang kembali mencapai level USD 3.400 per troy ounce.

“Secara teknikal, indikator mengonfirmasi potensi kenaikan. Jika momentum positif terjaga, harga emas dapat menuju kisaran USD 3.400,” ujarnya.

Namun, pergerakan harga emas juga akan dipengaruhi faktor eksternal seperti dinamika geopolitik, fluktuasi nilai dolar AS, dan perkembangan inflasi di sejumlah negara besar.

Lebih jauh, Ibrahim menyatakan kebijakan pelonggaran suku bunga BoE mencerminkan strategi serupa yang diambil bank sentral global untuk menghadapi tekanan ekonomi yang belum mereda. Dengan pertumbuhan ekonomi melambat dan inflasi yang belum terkendali penuh, pelonggaran moneter menjadi upaya mendorong permintaan dan merangsang stabilitas pasar. [liputan6.com]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes
hardiknas