kip lhok
Beranda / Ekonomi / Pesantren Al Hijriy Aceh Utara Tingkatkan Ekonomi Santri Dengan Budidaya Ikan Lele

Pesantren Al Hijriy Aceh Utara Tingkatkan Ekonomi Santri Dengan Budidaya Ikan Lele

Senin, 12 Agustus 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Usaha kelompok perikanan "Dayah Al-Hijriy," yang dipimpin oleh Tgk. Ibnu Hajar di Desa Teupin Bayu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, para santri di Aceh Utara menunjukkan bahwa mereka tak hanya piawai dalam ilmu agama, tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan dalam bidang ekonomi. 

Salah satu contohnya adalah kelompok perikanan "Dayah Al-Hijriy," yang dipimpin oleh Tgk. Ibnu Hajar di Desa Teupin Bayu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. 

Pesantren ini kini menjadi pusat inovasi budi daya ikan lele, yang tak hanya memberikan tambahan keterampilan bagi para santri, tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi pesantren.

Kelompok perikanan "Dayah Al-Hijriy" resmi berdiri pada tahun 2023, dengan jumlah anggota yang terdiri dari 53 orang santri. 

Dalam waktu singkat, kelompok ini telah berhasil mencatatkan nama mereka sebagai salah satu kelompok perikanan pemula di Aceh Utara. 

Berbekal semangat dan dedikasi, para santri di bawah bimbingan Tgk. Ibnu Hajar mulai mengembangkan usaha budi daya ikan lele, yang kini menjadi salah satu unggulan di pesantren tersebut.

Dalam wawancara eksklusif, Tgk. Ibnu Hajar mengungkapkan bahwa ide untuk memulai budi daya ikan lele ini muncul dari keinginan untuk memberikan pendidikan keterampilan praktis kepada para santri, di samping pendidikan agama yang menjadi fokus utama di pesantren. 

"Kami ingin para santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan yang bisa mereka kembangkan di masa depan. Budi daya ikan lele ini merupakan salah satu cara kami untuk mengembangkan UMKM di kalangan santri, serta memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian pesantren dan masyarakat sekitar," ujar Tgk. Ibnu Hajar kepada Dialeksis.com, Senin (12/8/2024).

Pesantren Al-Hijriy memilih komoditas ikan lele karena memiliki prospek pasar yang cukup besar di Aceh Utara dan kabupaten sekitarnya.

Selain itu, budi daya lele juga relatif mudah dilakukan dan dapat dikelola dengan biaya yang terjangkau, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Dalam kegiatan budi daya ini, para santri tidak hanya diajarkan cara merawat ikan lele, tetapi juga diajarkan mengenai manajemen usaha, mulai dari perencanaan hingga pemasaran produk.

Tgk. Ibnu Hajar menekankan bahwa budi daya ikan lele di pesantren tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi pesantren, tetapi juga memberikan manfaat edukatif yang besar bagi para santri. 

"Melalui budi daya ini, para santri belajar tentang kerja keras, tanggung jawab, dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Kami juga berharap, dengan keterampilan ini, para santri dapat menjadi wirausahawan mandiri yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," tambahnya.

Saat ini, kelompok perikanan "Dayah Al-Hijriy" telah memiliki beberapa kolam ikan lele yang tersebar di area pesantren. 

Setiap hari, para santri secara bergiliran merawat ikan-ikan tersebut, mulai dari memberi pakan, memantau kesehatan ikan, hingga menjaga kualitas air kolam. 

Usaha ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan, dengan jumlah produksi yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

"Untuk panen kali ini, kami menjual ikan lele ini ke Kabupaten Bener Meriah, ada juga beberapa yang kami pasok ke beberapa wilayah di Aceh Utara dan Lhokseumawe," ujarnya. 

Menurut Tgk. Ibnu Hajar, salah satu tantangan terbesar dalam budi daya ikan lele ini adalah menjaga kualitas air dan kesehatan ikan, terutama di musim hujan. 

"Kami harus memastikan bahwa kondisi kolam selalu ideal untuk pertumbuhan ikan. Ini memerlukan perhatian yang ekstra, terutama saat musim hujan tiba, di mana risiko penyakit pada ikan meningkat," jelasnya.

Dengan semangat dan komitmen yang tinggi dari para santri dan bimbingan Tgk. Ibnu Hajar, budi daya ikan lele di Dayah Al-Hijriy diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi contoh sukses bagi pesantren-pesantren lainnya di Aceh. 

Tgk. Ibnu Hajar optimistis bahwa usaha ini akan semakin maju di masa depan, seiring dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para santri.

Budidaya ikan lele yang dijalankan di Pesantren Al-Hijriy bukan hanya sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter bagi para santri. 

Inovasi ini menunjukkan bahwa pesantren di Aceh Utara mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.

"Kami berencana untuk memperluas skala usaha ini dengan menambah jumlah kolam dan meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu, kami juga akan memperkuat jaringan pemasaran agar produk ikan lele dari pesantren ini dapat dikenal lebih luas di Aceh," tutup Tgk. Ibnu Hajar. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda