Rabu, 22 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Terowongan Geurutee Dinilai jadi Harapan Baru Pembangunan Barat Selatan Aceh

Terowongan Geurutee Dinilai jadi Harapan Baru Pembangunan Barat Selatan Aceh

Selasa, 21 Oktober 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Muhammad Fawazul Alwi, mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Gerakan Pemuda Al-Washliyah (GP Al-Washliyah) Aceh Barat. Dokumen untuk dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Muhammad Fawazul Alwi, mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Gerakan Pemuda Al-Washliyah (GP Al-Washliyah) Aceh Barat, menilai rencana pembangunan terowongan Paro-Kulu-Geurutee, yang telah lama menjadi impian masyarakat lintas barat Aceh.

Menurutnya, rencana pembangunan terowongan tersebut merupakan momentum penting dalam pemerataan pembangunan dan penguatan konektivitas antarwilayah di Aceh.

“Terowongan Geurutee bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol harapan baru masyarakat Barsela. Selama ini, kawasan barat Aceh seolah terisolasi akibat jalur curam dan berbahaya di Geurutee. Jika proyek ini terealisasi di bawah kepemimpinan Mualem, maka ini akan menjadi tonggak sejarah pembangunan modern di Aceh,” ujar Fawazul Alwi saat dihubungi media dialeksis.com, Selasa (21/10/2025).

Fawazul menegaskan bahwa masyarakat Barsela menaruh kepercayaan penuh terhadap Gubernur Mualem karena dinilai memiliki kedekatan dan komunikasi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto. 

Menurutnya, hubungan personal dan politik antara keduanya menjadi kekuatan strategis yang dapat mempercepat proses lobi dan realisasi proyek nasional tersebut.

“Kami di Barsela melihat Mualem sebagai figur yang bukan hanya memahami Aceh secara emosional, tetapi juga memiliki akses kuat ke pusat kekuasaan. Beliau adalah satu-satunya Gubernur yang memiliki peluang nyata untuk membawa proyek ini ke tahap realisasi. Jika bukan beliau, sulit rasanya berharap terowongan ini bisa diwujudkan,” tambah Fawazul.

Pembangunan Terowongan Paro-Kulu-Geurutee diyakini akan membawa dampak besar terhadap mobilitas, ekonomi, dan keselamatan masyarakat di sepanjang jalur Lintas Barat Selatan Aceh. 

Berdasarkan kajian teknis, proyek ini akan memangkas jarak tempuh dari 8 kilometer menjadi hanya sekitar 2,7 kilometer, pengurangan signifikan yang akan menghemat bahan bakar, waktu, dan biaya logistik.

“Setiap hari, truk pengangkut Crude Palm Oil (CPO), BBM, dan hasil pertanian melewati jalur Geurutee yang berkelok dan terjal. Dengan terowongan ini, arus logistik akan jauh lebih efisien, sehingga harga bahan pokok di Barsela bisa lebih stabil dan daya saing ekonomi meningkat,” jelas Fawazul.

Selain itu, ia menilai proyek tersebut dapat menjadi katalisator pengembangan sektor pariwisata. 

Kawasan wisata seperti Pantai Lhok Geulumpang dan sejumlah objek alam di Aceh Jaya akan lebih mudah dijangkau wisatawan lokal maupun mancanegara, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.

Data lapangan menunjukkan bahwa jalur Geurutee saat ini dikenal rawan kecelakaan dan longsor, terutama saat musim hujan. Fawazul menyebutkan bahwa terowongan tersebut akan menjadi solusi permanen terhadap tantangan topografi yang ekstrem di wilayah tersebut.

“Selama ini banyak korban jiwa karena kondisi jalan yang ekstrem. Pembangunan terowongan bukan hanya bicara ekonomi, tetapi juga tentang keselamatan rakyat. Ini tentang hak dasar masyarakat untuk mendapatkan infrastruktur yang aman dan layak,” tegasnya.

Lebih jauh, peningkatan konektivitas akan mempercepat distribusi barang, membuka peluang investasi baru, dan memperluas akses terhadap layanan pendidikan serta kesehatan. 

"Dampak domino-nya akan besar sekali. Kalau ekonomi tumbuh dan mobilitas lancar, maka kemiskinan akan berkurang secara signifikan,” sambung Fawazul.

Dukungan terhadap proyek ini semakin kuat setelah Gubernur Mualem secara resmi menyerahkan usulan pembangunan Terowongan Paro-Kulu-Geurutee kepada Menteri PPN/Bappenas dan Menteri PUPR. Upaya lobi itu bahkan mendapat respon positif dari berbagai fraksi di DPR RI, termasuk Fraksi Gerindra dan PDI Perjuangan.

Pada Senin, 20 Oktober 2025, tim gabungan dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, dan Pemkab Aceh Jaya telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi rencana pembangunan terowongan.

“Ini sinyal kuat bahwa proyek ini sudah masuk radar prioritas nasional. Pemerintah pusat melihat potensi strategis dan nilai ekonominya. Kami, generasi muda Barsela, sangat mendukung langkah Mualem yang bekerja dengan visi dan tindakan nyata,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI