kip lhok
Beranda / Ekonomi / Tingkatkan Ketahanan Pangan, Wamentan Sudaryono Ajak Petani Sawit Tanam Padi Gogo

Tingkatkan Ketahanan Pangan, Wamentan Sudaryono Ajak Petani Sawit Tanam Padi Gogo

Minggu, 10 November 2024 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Wamentan Sudaryono mengajak petani sawit di Indonesia memanfaatkan lahan perkebunannya untuk melakukan tanam tumpang sari padi gogo. [Foto: net]


DIALEKSIS.COM | Bali - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak petani sawit di Indonesia memanfaatkan lahan perkebunannya untuk melakukan tanam tumpang sari padi gogo. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan nasional dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan.

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki sekitar 17 juta hektare lahan perkebunan sawit. Salah satu strategi untuk meningkatkan produksi pangan adalah dengan memanfaatkan lahan sawit yang tengah dalam program peremajaan untuk pertanaman padi gogo, jenis padi yang dapat ditanam di luar lahan sawah.

"Lahan baku sawah kita kan 7,4 juta hektare, sementara lahan perkebunan sawit kita 17 juta hektare. Kalau sawitnya sudah tinggi memang kita tidak bisa tanam di bawah. Tapi kalau yang melakukan peremajaan bisa kita tanami secara masif," ujar Wamentan Sudaryono yang dikutip pada Minggu (10/11/2024).

Menurut Wamentan Sudaryono, ada dua keuntungan utama bagi petani sawit yang memanfaatkan tumpang sari padi gogo. Pertama, petani dapat memperoleh keuntungan tambahan karena padi gogo bisa ditanam dalam waktu singkat.

Kedua, padi gogo adalah salah satu komoditas pangan strategis yang dibutuhkan secara luas oleh masyarakat, yang akan memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Padi, jagung, kedelai, dan hortikultura adalah komoditas pangan yang dibutuhkan oleh jutaan orang setiap hari. Dengan memanfaatkan lahan sawit untuk tumpang sari ini, kita tidak hanya menambah produksi pangan, tetapi juga mendukung swasembada pangan," tambahnya.

Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa program tumpang sari ini juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan, karena dengan memaksimalkan potensi lahan sawit, Indonesia bisa meningkatkan produksi pangan domestik.

“Dengan memanfaatkan lahan sawit, kita bisa menambah pasokan pangan untuk kebutuhan dalam negeri. Ini juga bagian dari upaya kita untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” ujar anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah ini.

Untuk mendukung implementasi program ini, Kementerian Pertanian juga sedang mempercepat pendataan bagi para pelaku usaha yang ingin terlibat dalam pengembangan tumpang sari padi gogo di lahan sawit. Wamentan Sudaryono menyebutkan bahwa pemerintah akan memberikan pembinaan bagi pengusaha sawit yang bekerja sama dengan pihaknya untuk mendorong program ini.

"Saat ini, kami tengah mendorong pengusaha sawit dan pelaku usaha lainnya untuk mempercepat pendataan dan berkolaborasi dalam mengembangkan lahan sawit menjadi lebih produktif, termasuk untuk menanam komoditas pangan lainnya," katanya.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan produksi pangan nasional, Kementerian Pertanian juga menggencarkan program perluasan areal tanam (PAT), yang mencakup optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sari padi gogo di lahan perkebunan sawit. Semua ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam menghadapi potensi krisis pangan global.

Dengan berbagai inisiatif ini, pemerintah berharap sektor pertanian Indonesia bisa lebih berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan, serta membantu Indonesia mencapai swasembada pangan dalam beberapa tahun mendatang. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda