Beranda / Ekonomi / Uni Eropa Masih Borong LNG Rusia, Meski Berjanji Stop Konsumsi 2027

Uni Eropa Masih Borong LNG Rusia, Meski Berjanji Stop Konsumsi 2027

Senin, 13 Januari 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Negara-negara anggota Uni Eropa (UE) masih sangat bergantung pada pasokan gas Rusia. Foto: net


Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Kamis, 12 September 2024 - 21:02 WIB oleh Anto Kurniawan dengan judul "Terungkap, Uni Eropa Mengakui Anggotanya Masih Mengandalkan Gas Rusia". Untuk selengkapnya kunjungi:

https://ekbis.sindonews.com/read/1454357/34/terungkap-uni-eropa-mengakui-anggotanya-masih-mengandalkan-gas-rusia-1726150194


Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.

- Android: https://sin.do/u/android

- iOS: https://sin.do/u/ios


DIALEKSIS.COM | Dunia - Negara-negara Uni Eropa tercatat membeli gas alam cair (LNG) Rusia dalam jumlah besar sepanjang tahun lalu, meskipun blok tersebut telah berkomitmen untuk menghentikan konsumsi bahan bakar dari negara yang terkena sanksi itu pada 2027. 

Mengutip data Rystad Energy yang diungkap The Guardian, impor LNG Rusia oleh Uni Eropa justru mencatat rekor baru di tengah sanksi dan konflik geopolitik.

Laporan Rystad Energy menyebutkan bahwa sebanyak 17,8 juta ton LNG Rusia tiba di pelabuhan-pelabuhan Eropa pada 2024, meningkat 2 juta ton dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi meski ada penurunan signifikan dalam impor gas pipa Rusia akibat konflik Ukraina dan sabotase pipa Nord Stream pada September 2022.

"Pasokan LNG Rusia ke Eropa terus mencatat rekor tertinggi. Rusia bahkan melampaui Qatar sebagai pemasok LNG terbesar kedua Uni Eropa pada 2024, di belakang Amerika Serikat," ujar Jan-Eric Fahnrich, analis gas di Rystad Energy, seperti dikutip dari Russia Today pada Senin, 13 Januari 2025.

Menurut Fahnrich, Uni Eropa membeli 49,5 miliar meter kubik (bcm) gas pipa dan 24,2 bcm LNG dari Rusia pada 2024. Sebagian LNG tersebut bahkan diekspor kembali ke negara-negara lain.

Diskon Gas Rusia

Laporan ini juga diperkuat data dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (Crea) yang mencatat impor LNG Uni Eropa dari Rusia naik 14 persen menjadi 17,5 juta ton, setara USD7,5 miliar (Rp122 triliun). Vaibhav Raghunandan, analis Rusia di Crea, menjelaskan bahwa kenaikan ini disebabkan LNG Rusia ditawarkan dengan harga diskon.

"Tanpa sanksi terhadap komoditas ini, perusahaan-perusahaan di Eropa memanfaatkan harga yang lebih murah demi kepentingan mereka sendiri," kata Raghunandan.

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa pengiriman LNG Rusia ke Uni Eropa meningkat menjadi 15,5 juta ton pada 2024, dibandingkan dengan hanya 10,5 juta ton pada 2020. Hal ini menunjukkan tren yang bertolak belakang dengan upaya Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.

Sementara itu, pasokan gas pipa Rusia ke Eropa terhenti setelah Ukraina membatalkan kontrak transit dengan Gazprom pada akhir 2024. Keputusan ini menghentikan aliran gas Rusia ke beberapa negara Eropa seperti Rumania, Polandia, Hungaria, dan Italia.

Kendati demikian, ketergantungan Eropa pada LNG Rusia menunjukkan bahwa tantangan geopolitik dan kebutuhan energi masih menjadi faktor yang sulit dipisahkan.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI