Beranda / Feature / Bapak Petani Singkong: Langkah Berani Mentan Amran untuk Kesejahteraan Petani

Bapak Petani Singkong: Langkah Berani Mentan Amran untuk Kesejahteraan Petani

Minggu, 02 Februari 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai memberikan konferensi pers terkait harga singkong. [Foto: Humas Kementan]

DIALEKSIS.COM | Feature - Di tengah terik matahari yang menyinari hamparan ladang singkong di Lampung, ada sesuatu yang berbeda di udara. Petani-petani yang dahulu sering dipenuhi kecemasan tentang harga yang terus merosot kini melangkah dengan penuh harapan. 

Mereka baru saja mendengar kabar bahwa harga singkong yang mereka tanam, yang selama ini tak pernah cukup untuk menghidupi keluarga, akhirnya mendapatkan perhatian serius. Harga baru yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, telah menjadi titik terang yang menandakan perjuangan mereka tidak sia-sia. 

Harga singkong kini dipatok pada angka Rp1.350 per kilogram, sebuah keputusan yang membawa kelegaan bagi ribuan petani di seluruh negeri.

Di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, di Jakarta, pertemuan bersejarah itu berlangsung. Para petani dari Lampung yang selama ini berjuang melawan harga rendah yang dipaksakan oleh industri tepung akhirnya bertemu dengan para pelaku industri dalam sebuah audiensi yang penuh ketegasan.

Suara petani yang dulu seakan tertindas oleh kebijakan harga yang tidak adil kini mengalir dengan penuh kepercayaan. Mereka bukan lagi sekadar orang-orang yang berada di balik kesulitan yang tak berujung. Mereka adalah bagian dari suatu perubahan yang sedang terjadi di negeri ini.

Di antara mereka, seorang pria bernama Dasrul Aswin berdiri dengan kepala tegak. Ketua Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia (PPUKI) Lampung ini, yang setiap hari berkutat dengan tanah dan tanaman singkong, kini menatap masa depan dengan penuh optimisme. 

Dalam suasana pertemuan pada Jumat (31/1/2025) yang penuh ketegangan itu, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada Menteri Amran. Seperti seorang ayah yang melindungi anak-anaknya, Mentan Amran telah menjadi sosok yang diidam-idamkan oleh petani. 

"Terima kasih kepada Bapak Menteri, yang telah menjadi Bapak Petani Singkong Indonesia," ujar Dasrul dengan suara yang penuh harapan. Ungkapan ini bukan sekadar kata-kata biasa. Itu adalah pujian yang datang dari lubuk hati yang terdalam, sebuah pengakuan terhadap kepedulian seorang pemimpin yang benar-benar mendengarkan jeritan hati rakyatnya.

Kebijakan baru ini, yang menetapkan harga Rp1.350 per kilogram, tidak hanya menawarkan kestabilan ekonomi bagi para petani, tetapi juga melindungi mereka dari kebijakan impor yang bisa merugikan hasil panen dalam negeri. 

Menteri Amran dengan tegas menyatakan, "Jika ada yang melanggar, berhadapanlah dengan saya." Ia menegaskan bahwa tidak ada lagi ruang bagi industri untuk memainkan harga sesuka hati, dan impor singkong hanya akan diperbolehkan jika bahan baku lokal sudah tak mencukupi. Dalam setiap kalimat yang diucapkannya, ada ketegasan yang menegaskan bahwa kebijakan ini bukan hanya janji, tetapi sebuah komitmen yang harus dipenuhi oleh semua pihak.

Keputusan ini bukan sekadar angka yang tercantum pada selembar surat keputusan. Ini adalah sebuah harapan yang mengalir dalam darah para petani. Dasrul Aswin, yang melihat langsung bagaimana harga yang rendah membuat para petani terjebak dalam kemiskinan, mengatakan, "Jangan sampai keputusan sudah dibuat, tetapi pelaku industri tidak mematuhinya. Ini jelas merugikan petani karena harga yang selama ini ada sangat kecil." Setiap kata yang diucapkan Dasrul menggambarkan perjalanan panjang penuh perjuangan yang kini mulai terlihat ujungnya.

Mentan Andi Amran Sulaiman, dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa kebijakan ini harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Dan untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, ia telah menginstruksikan para pejabat terkait untuk turun langsung ke lapangan, memastikan bahwa harga ini sampai ke tangan petani dan industri dengan adil.

Di tengah langkah-langkah tersebut, ada sesuatu yang lebih penting daripada sekadar angka atau kebijakan. Ada sebuah ikatan, sebuah janji antara petani dan pemerintah, yang menyatukan mereka dalam perjuangan yang sama: untuk melindungi tanah mereka, melindungi hasil bumi mereka, dan melindungi masa depan yang lebih baik bagi keluarga-keluarga petani singkong di seluruh Indonesia.

Keputusan ini adalah bukti bahwa sesungguhnya, dalam sebuah negeri yang besar ini, masih ada tempat bagi mereka yang bekerja keras di balik bumi, mereka yang menanam dan merawat tanah, yang akhirnya akan merasakan buah dari perjuangan mereka. Seperti singkong yang tumbuh di bawah tanah, mereka juga berhak untuk berkembang dan tumbuh dengan harga yang pantas, tanpa harus terus-menerus berjuang melawan ketidakpastian. 

Dan dengan harga yang lebih adil, petani singkong akhirnya bisa tersenyum. [in]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI