DIALEKSIS.COM| Feature- Matahari masih bersembunyi, enggan menampakan dirinya. Sudah empat hari negeri kopi terbaik dunia ini disiram air dari langit. Durasinya sangat panjang, dingin terasa menusuk tulang.
Pagi Selasa (25/11/2025) alam masih belum bersahabat. Hujan tidak kunjung reda. Butiran rahmat yang turun dari langit itu tidak menunjukan akan berhenti walau sejenak. Namun tantangan alam ini tidak menyurutkan seribuan guru yang ada di Aceh Tengah untuk berkumpul di lapangan Sekdakab.
Sejak jam 7.30 WIB pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah mulai berpencar di lapangan, mencari sudut yang teduh menghindari hujan. Namun ketika dilangsungkan upacara Peringatan Hari Guru Nasional, mereka dengan setia melawan dingin, tahan basah diguyur hujan.
Bukan hanya upacara Hari Guru Nasional (HGN) yang dipimpin langsung Bupati Aceh Tengah Haili Yoga berlangsung sukses. Peserta upacara mengenakan jas hujan, payung, bahkan banyak diantara yang basah kuyub. Ada juga diantara mereka yang berteduh di area yang tidak langsung mendapatkan siraman air dari langit.
Kesetian para guru untuk menyukseskan HGN bukan hanya saat dilangsungkan upacara. Usai upacara, puluhan guru TK yang mengenakan pakaian adat, masuk ke lapangan yang becek. Siraman air yang menyentuh tubuh mereka, bagaikan tidak terasa.
Mereka yang melihatnya berdecak kagum. Guru TK ini dengan gemulainya mempersembahkan sebuah tarian, “Tari Berok”. Tarian batok yang sudah cukup lama mereka ikuti latihanya, khusus dipersembahkan saat dilangsungkan upacara HGN.
Hujan bukan penghalang. Para guru TK dari 14 Kecamatan yang ada di Aceh Tengah ini, tidak lagi peduli dengan rinai hujan. Tidak lagi peduli dengan pakaian mereka yang basah dan sepatu yang terasa dingin.
Upacara memperingati HGN ini berlangsung sukses. Walau mereka yang hadir di upacara ini harus mengusap muka dan mengelus tangan, karena dinginya menusuk tulang. Hujan bukan penghalang untuk menunjukan cinta mereka pada profesi yang selama ini mereka geluti.
Dari berbagai penjuru Aceh Tengah mereka hadir tumpah ruah ke lapangan Sekdakab Aceh Tengah. Catatan sejarah telah mereka ukir. Hujan bukan penghalang, cinta memiliki kekuatan untuk mengalah siraman air dari langit.
Bupati Haili juga semangat dalam menyampaikan amanat di hari bersejarah ini. Demikian dengan para guru dan sekolah yang berprestasi, usai upacara mereka mendapatkan bingkisan atas jasanya.
Kota Takengon yang tidak berhenti diguyur hujan menjadi ramai, hampir disetiap sudut kota, di warung dan caffe, resto dibanjiri manusia berpakaian kerawang, pakaian khas adat Gayo. Pemandangan ini membuat sejumlah titik, mengalami kemaceten walau tidak lama.
Hujan bukan halangan untuk menunjukan karya, bukti dalam guyuran hujan para guru TK di Aceh Tengah ini masih sempat memperagakan sebuah tarian yang mereka persiapkan. Hujan mampu mereka kalahkan, karena ada rasa cinta profesi yang mereka sematkan di dada.