Beranda / Feature / Merajut Bahagia dengan Landasan Cinta

Merajut Bahagia dengan Landasan Cinta

Minggu, 04 Agustus 2024 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo
Saat Ngopi bersama di salah satu warkop di Banda Aceh. Foto: Dialeksis.com

DIALEKSIS.COM | Feature - Merekatkan dua tubuh dalam satu jiwa, tidak semua manusia bisa melakukanya. Namun berbahagialah Anda bila Anda mampu merekatkan dua tubuh dalam kekuatan sebuah jiwa.

Walau pada hakikatnya semua manusia ingin menghiasi perjalanan hidupnya dengan bahagia. Bisa berbagi dengan orang lain, saling memberi dan mengisi, namun tidak semua manusia bisa melakukanya.

"Bagi saya, bahagia itu ternyata sederhana sekali, misalnya ketika hampir setiap pagi dapat berolahraga jalan kaki berdua bersama pujaan hati," sebut pasangan muda yang aktif ini.

Kali ini untuk kesekian kalinya, di hari Minggu lelaki yang menjadi dosen di USK dan pengamat politik militer ini, ditemani sang belahan jiwa dengan semangat 45 "istilah perjuangan dahulu", berolahraga dengan jalan kaki. 

"Ayok beibs udah siap nih, ko belum ganti custom sih," ujar  Ratnalia, istri dari lelaki berkacamata yang juga pemilik media ini. Kata kata Indri itu, bagi Aryos Nivada merupakan sindiran manja, karena ada senyuman disana.

Semalam padahal  mereka  tidur di kantor,  mereka berdua begadang  mengerjakan pekerjaan klien. Lelah memang, Namun walau agak malas,  namun demi menjaga kesehatan, Indri panggilan akrab teman hidup Aryos ini  mengajak teman dalam suka dan dukanya mengayunkan langkah kaki.

Selepas subuh  mulai  bergerak dari kantor di Lamdingin menuju ke Solong Premium Beurawe. Dimulailah pengurasan energy, sambil menghirup udara pagi diselingi cerita canda dan tawa selama diperjalanan, ahirnya tak terasa sampai juga ke tujuan.

Setibanyadi warung yang senantiasa ramai ini, Aryos dan Indri  langsung memesan kopi andalan yakni arabika, tentunya tidak luput penganan sebagai teman sejati kopi.

mereka berdua mulai berbincang kecil, sambil menghirup aroma kopi yang kemudian hilang setelah melewati tenggorokan. Walau bincang kecil itu, tanpa mereka sadari telah membuat sebuah komunikasi yang menjadi kunci keharmonisan pasangan. 

Tak heran banyak yang gagal jika komunikasi terhambat, tersumbat, dan putus. Disinilah hakikat hidup harus mampu meluangkan waktu bersama pasangan. Mampu membangun kebersamaan, walau ada perbedaan.

Dalam isengnya, Aryos bercerita kepada penulis. Ada sebuah nuansa yang berkesan, ketika istriku mengatakan sesuatu yang membuat berdesir dada ini, sebutnya.

"Terima kasih ya beibs untuk segala pengorbanan hingga membuat bahagia dan terpenuhi kebutuhan anak dan bunda," ungkapan itu disampaikan Indri sambil menatap sorot mata Aryos yang bulat tajam.

Bukan hanya sampai disitu, mereka  membahas ide pengembangan bisnis  yang sedang ditekuni. semuanya mengalir laksana air mencari tempatnya.

"Disinilah saya semakin yakin, hebatnya suami ada istri yang mendukung dan berkorban bersama suami. Tanpa dukungan istri, suami akan kalang kabut mengurus segala urusan sendiri," sebut Aryos. 

Artinya esensi kebersamaan, komunikasi yang  baik, perhatian, saling pengertian, dan mau membantu pekerjaan, saling mengisi dan memberi merupakan kunci keharmonisan sebuah mahligai yang sudah dibangun.

Tak terasa kopi sudah melewati tenggorokan, sambil menikmati tawa canda, mereka berdua bagaikan membangkitkan  memori masa lalu. Mereka semuanya memulai  dari titik nol hingga saat ini , semuanya dapat  dilalui dengan kekuatan cinta. 

Karena cintalah lah mengajari kami bagaimana bersama saling mengisi dan menghormati kelebihan dan kekurangan itu sendiri.

Bila saling mengerti, mengisi dan memberi, sesukar apapun itu pekerjaan, seberat apapun itu tantangan akan mampu dilalui. Kekuatan hati akan membangkitkan kekuatan fisik, kekuatan itu bila dibalut dengan cinta, akan merekatkan dua tubuh dalam satu jiwa.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda