kip lhok
Beranda / Feature / Moment Hewan Kurban Mengamuk

Moment Hewan Kurban Mengamuk

Selasa, 18 Juni 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo
Hewan kurban mengamuk (foto/Dok Tribun images)

DIALEKSIS.COM| Feature- Hewan punya naluri, maka perlakukanlah dia dengan baik. Ketika dia mengamuk, ada sesuatu yang membuatnya bereaksi.

Suasana Idul Adha 1445 h di Bumi Pertiwi masih dihiasi dengan mengamuknya sejumlah hewan kurban. Bahkan salah seorang panitia muntah darah dan harus dilarikan ke RSU guna mendapat perawatan.

Beberapa tempat di penjuru Pertiwi dalam nuansa penyembelihan hewan kurban di tahun 2024 dihiasi dengan pemberitaan mengamuknya hewan kurban. Untuk Aceh, sejauh ini penulis belum mendapatkan info ada hewan kurban yang mengamuk.

Kisah tragis terjadi di Way Halim, Bandar Lampung, Lampung. Salah seorang panitia harus dilarikan ke RSU kerana kepalanya mengeluarkan darah, korban juga sempat muntah darah dan pingsan,

Peristiwa sapi mengamuk terjadi saat akan dilakukan pemotongan hewan kurban di Masjid Nurul Yaqin, Way Halim, Bandar Lampung, Senin (17/6/20224) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.

Dari informasi yang berhasil Dialeksis.com rangkum, sapi kurban dengan berat lebih dari 300 kilogram mengamuk ketika akan dibawa ke tempat pemotongan yang berada di Masjid Nurul Yaqin.

Sapi mengamuk akibat kaget mendengar suara bising sepeda motor. Spontan hewan kurban ini berontak dan menabrak pagar rumah warga hingga roboh dan memecahkan sejumlah kaca jendela. Dua orang panita kurban yang bertugas membawa sapi ke tempat pemotongan ikut menjadi korban.

Seorang harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Urip Sumoharjo, Bandar Lampung.

Sutiyono (45 tahun) mengalami luka berat di bagian kepala akibat terbentur aspal ketika dihantam badan sapi yang mengamuk. Korban langsung pingsan di lokasi kejadian.

Sementara itu, di Pogung Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, Senin (17/6/2024) siang, seekor sapi kurban juga mengamuk, berlari di jalan raya dan memasuki perkampungan warga, Mengakibatkan dua orang bocah mengalami luka-luka setelah ditendang sapi.

"Ada dua anak yang jadi korban, yang satu perempuan lecet sama memar. Yang anak laki-laki ketendang, keinjak tadi sama bapaknya dibawa ke rumah sakit. Tapi kita belum tahu kondisinya," ungkap Hery, seperti dilansir dari Kompas.com.

Ada juga sapi mengamuk sampai jatuh ke sumur. Kejadian itu berlangsung di RW 5 Wasabbe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (16/6/2024) malam.

Akibatnya, sebanyak 18 petugas Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Makassar dikerahkan untuk mengevakuasi sapi dari sumur berdiameter 1 meter dengan kedalaman 12. Butuh waktu 2 jam untuk mengevakuasi sapi kurban ini.

Ada juga sapi yang jatuh ke jurang setelah mengamuk, kejadian ini di Nglengkong, Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Senin (17/6/2024).

Selain itu ada juga sapi yang kabur dan terjebak di selokan, kejadian ini berlangsung di Perumahan Cemara Permai, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (17/6/2024).

Ada kisah juga sapi kabur sejauh 20 kilometer. Videonya viral di media sosial, menggambarkan proses warga mengejar dan menangkap sapi yang kabur saat hendak disembelih. Peristiwa itu terjadi di Padukuhan Sumbermulyo, Kelurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Salah satu Panitia Kurban Masjid Baitussalam, Padukuhan Sumbermulyo, Kepek, Wonosari, Ahmad Yunarto mengatakan, sapi tersebut lepas dan sempat menabrak pagar masjid dan menyeruduk seorang warga. Beruntungnya, korban tidak mengalami luka.

Bagaimana mengatasinya?

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh Supratikno menjelaskan, hewan kurban yang memberontak karena mengalami stress.

"Perilaku sapi atau hewan kurban itu dipengaruhi oleh breed atau bangsa hewan, sistem pemeliharaan, serta interaksi hewan dengan manusia," kata Supratikno seperti dilansir Kompas.com.

Menurut dia, sapi Bos taurus atau keturunan sapi Eropa seperti Limosin, Simental, Holstein, dan lain-lain umumnya lebih tenang atau kalem. Sementara itu, sapi Bos indicus seperti Ongol, peranakan Ongol, Brahman, Bali, Madura, dan sapi-sapi Asia lainnya umumnya lebih temperamental.

"Sapi yang dipelihara ekstensif juga lebih penakut dan mudah stress dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dalam kandang," kata dia.

Supratikno menjelaskan, sapi yang pernah mendapatkan perlakuan kasar juga lebih mudah stress dibandingkan sapi yang ditangani dengan baik. Menurut dia, reaksi sapi akan dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.

Suasana tempat pemotongan yang ramai, banyak orang, tentu akan membuat sapi menjadi stress dan akhirnya mengamuk.

Dia mencontohkan, di suatu daerah, ada polisi yang mencoba memegang sapi, kemudian sapi mengamuk. Sapi berperilaku demikian karena baginya polisi itu adalah orang asing.

Oleh karena itu, menurut Supratikno, penting memperlakukan hewan dengan baik. Sebaiknya tidak menjadikan sapi sebagai tontonan dan hanya orang yang berkepentingan saja yang ada di lokasi saat penyembelihan.

Hal itu untuk berjaga-jaga karena masyarakat tidak tahu akan seperti apa perilaku sapi merespons situasi yang dihadapinya. Dia mengatakan, pada sapi yang sudah terbiasa dengan manusia, bisa jadi tidak akan terjadi sesuatu atau tidak terganggu.

 Akan tetapi, respons berbeda bisa diberikan oleh sapi liar atau umbaran atau ekstensif. Apalagi, sapi pesisiran yang masih keturunan banteng, maka bisa jadi sapi itu mengamuk karena stress.

Tips lainya, tidak ada salahnya pengalaman Yadi Abdullah, dari Juru Sembelih Hewan Halal (Juleha) Sukabumi, untuk dijadikan pedoman. Menurutnya, dia memiliki tips dan trik menenangkan hewan kurban yang mengamuk saat hendak disembelih.

Apabila hewan kurban ngamuk saat hendak disembelih maka diamkan saja dan tunggu sampai tenang. Jangan ada kerumunan orang, sebab kerumunan ini yang membuat panik hewan kurban tersebut.

Apabila masih ngamuk, maka datangkan hewan sejenis kelokasi hewan mengamuk ini. Ketika hewan ini masih mengamuk, tunggu sampai dia tenang dan tidak perlu ramai ramai, karena dengan ramainya manusia hewan ini akan stress dan semakin mengamuk.

Hewan juga punya naluri, ketika dia diperlakukan dengan baik, dia juga akan memberikan reaksi yang baik. Disinilah manusia, khususnya panitia dan penyembelih hewan kurban dilatih untuk sabar, beretika dan memberikan kasih sayang kepada hewan yang akan dieksekusi ini. **** Bahtiar Gayo


Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda