Jum`at, 06 Juni 2025
Beranda / Feature / Pesan WhatsApp Wachjono: Ikatan Pertemanan Tertuang dalam Cerita Bersama Aryos

Pesan WhatsApp Wachjono: Ikatan Pertemanan Tertuang dalam Cerita Bersama Aryos

Senin, 02 Juni 2025 07:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Mantan Wachjono, Regional CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh. Foto: Humas BSI Aceh


DIALEKSIS.COM | Feature - Pagi itu, pukul 07.14, getar ponsel mengusik hening. Di layar WhatsApp, nama Wachjono, mantan Regional CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh, terpampang. Bagi Aryos Nivada, sang penerima pesan, sosok Wachjono bukan sekadar kolega atau pemimpin bank terbesar di Indonesia. 

Ia adalah sosok yang telah menjelma seperti orang tua sekaligus sahabat karib, pendamping diskusi, dan penolong setia sejak bertugas di Aceh. Ikatan mereka bahkan telah terjalin jauh sebelumnya, mengakar sejak masa-masa sulit pascatsunami Aceh, ketika Wachjono masih membawahi salah satu bank swasta.

Pesan singkat yang masuk di kala pagi masih perawan itu ternyata membawa kabur perasaan. Isinya bukan agenda rapat atau diskusi bisnis, melainkan ucapan perpisahan dan terima kasih sekaligus permohonan maaf. Wachjono menyampaikan pamit resminya memasuki masa purna tugas di BSI, efektif per 1 Juni 2025.

"Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pak Aryos yang saya hormati .. Mohon maaf baru lihat HP ???????? Tiba saatnya saya memasuki masa purna tugas di BSI tmt 1 Juni 2025..." tulis Wachjono memulai pesannya. Ia menyebut perjalanan karirnya takkan lengkap tanpa mengucap terima kasih atas setiap momen kerjasama, tantangan, dukungan, dan kebersamaan luar biasa bersama Aryos. Permohonan maaf lahir batin atas segala kekhilafan disampaikan dengan tulus, diiringi harapan agar silaturahmi tetap terjalin. Doa tulus untuk kesehatan dan keberkahan keluarga Aryos dipanjatkannya sebelum menutup pesan dengan hormat dan salam hangat.

Membalas pesan itu, Aryos mengaku matanya berkaca-kaca, diselimuti rasa haru yang mendalam. Namun, dari balik keharuan itu, terbit pula apresiasi tulus dan curahan hati tentang sosok pemimpin yang ia kagumi. Dalam balasannya yang penuh perasaan, Aryos menulis,"Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pak Wachjono yang saya hormati dan saya kagumi..."

Ia mengungkapkan campur aduk perasaan: haru menyaksikan pemimpin hebat menuntaskan pengabdian dengan dedikasi penuh, bangga pernah berjalan berdampingan, dan kehilangan karena dunia profesional akan kehilangan sosok inspiratif seperti Wachjono.

"Bapak bukan hanya seorang pemimpin di BSI, tetapi juga seorang sahabat, panutan, dan pengayom," tulis Aryos, menekankan kelangkaan dan nilai tinggi dari cara Wachjono menjalin hubungan, membangun kepercayaan, dan menjaga silaturahmi. Setiap interaksi, bahkan perbedaan pendapat, disebutnya sebagai pembelajaran tak ternilai.

Aryos meyakini masa purna bakti Wachjono bukanlah akhir, melainkan awal babak baru. "Saya percaya, dengan jiwa besar dan kebijaksanaan yang Bapak miliki, perjalanan Bapak ke depan akan tetap penuh makna, manfaat, dan keberkahan," tulisnya. 

Ia juga menyebut kepergian Wachjono akan dirindukan, bukan hanya karena prestasi, tapi terutama karena "jejak keteladanan" yang ditinggalkannya.

Permohonan maaf balik atas segala kekhilafan disampaikan Aryos dari lubuk hati terdalam, disertai doa terbaik untuk kesehatan, kebahagiaan, dan lindungan bagi Wachjono dan keluarga. "Terima kasih atas segalanya, Pak. Atas kepercayaan, atas bimbingan, atas kebersamaan yang tulus selama ini," pungkas Aryos, menegaskan komitmen untuk menjaga silaturahmi dan menanti cerita-cerita baru dari sang pemimpin yang dikaguminya.

Pertukaran pesan penuh emosi dan penghargaan tinggi di pagi itu menjadi penutup indah dari sebuah babak kerjasama profesional yang telah bertransformasi menjadi ikatan persahabatan dan saling menghormati yang dalam. Pesan sederhana di aplikasi percakapan menjadi saksi bisu jejak kepemimpinan Wachjono yang menginspirasi dan silaturahmi yang dijanjikan tetap abadi, melebihi batas masa tugas.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI