kip lhok
Beranda / Feature / PKS Aceh Tetap Solid

PKS Aceh Tetap Solid

Sabtu, 30 Maret 2024 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

Ilustrasi bendera PKS. Foto: pngtree.com


DIALEKSIS.COM| Feature - Pesta demokrasi Pilpres dan Pileg 2024 telah usai. Namun riak-riak dari pesta akbar ini masih menghiasi negeri. Menjadi polemic, bahkan ada yang menumpuh upaya hukum dalam menyelesaikan sengketa.

Saat bumi pertiwi dihingar bingarkan dengan persoalan gugatan pertarungan di level presiden, yang kini persidanganya masih berlangsung, di Aceh ada salah satu partai yang juga menghembuskan aroma keluar, sehingga menjadi perhatian.

Sebenarnya persoalan itu hanya “gesekan” kecil di internal partai, namun karena terekpose ke media, persoalanya menjadi ramai. Namun sampai kini partai dengan warna dasar putih dibumbui dengan warna orange ini masih tetap solid.

Ada “perang” argument di media sehubungan dengan kader Partai Keadilan Sosial (PKS) yang bergiliran memenangkan pertarungan ke Senayan dari Dapil 1 Aceh. Kali ini Ghufran, yang menang tipis atas Rafly Kande, dimana lima tahun yang lalu Rafly Kande yang menang tipis atas teman sesama partainya ini.

Rafly Kande, salah seorang Caleg DPR RI dari Dapil 1 Aceh dengan mengibarkan bendera PKS, mendapat tudingan negatif dari kader PKS lainya yang berkebetulan kader ini berprofesi sebagai advokat, namanya Kasibun Daulay.

Tudingan itu dijawab Razikin dalam keterangan persnya di Banda Aceh, Jumat (29/3/2024). Mereka bagaikan berbalas pantun di dunia maya. Bagaimana genderang itu ditabuh, Dialeksis.com mencatatnya sebagai sebuah “lecutan” dalam upaya membesarkan partai.

Inilah polemic berbalas pantun itu, awalnya Praktisi Hukum yang juga Kader senior PKS Aceh, Kasibun Daulay mempertanyakan kapasitas Razikin yang mengomentari persoalan internal PKS, yang mana melalui salah satu pemberitaan media massa Razikin menuding dirinya telah merusak harmonisasi antar kader partai itu.

"Apa kapasitas dia mengomentari urusan dalam rumah tangga orang. Apakah dia kader PKS? sepengatuhuan kami ia adalah kader PSI Kota Banda Aceh. Atau apakah dia juru bicara Rafli atau menerima kuasa sebagai perwakilan sah dari Rafli? Tanya Kasibun.

“Kalau memang begitu, apakah ia diberikan kuasa secara khusus oleh Rafli untuk mengomentari urusan internal partai kami?" ujar kasibun yang memberikan keterangan kepada media.

Kasibun menyayangkan sikap Razikin yang menurutnya telah mencampuri urusan internal PKS dan hal tersebut ia nilai tidak etis serta tidak elok secara etika politik. Dan menurutnya, apa yang disampaikan Razikin itu haram menurut hukum dan berpotensi ditemukan unsur-unsur perbuatan pidana disana.

"Kami menyayangkan sikap ia yang telah mencoba masuk terlalu dalam pada urusan internal partai lain. Dan itu tidak etis serta tidak elok dan salah secara etika. Dan hal itu juga sangat berpotensi melanggar hukum pidana." tegas Kasibun.

Kasibun menyarakan agar Razikin fokus saja mengurusi partai tempat ia bernaung saat ini, demi menghindari benturan-benturan yang tidak diinginkan antar sesama partai politik.

"Saran saya sih, ada baiknya saudara Razikin urusi saja PSI Kota Banda Aceh sebagai partai tempat beliau bernaung, bukan malah latah mencaplok urusan internal partai lain. Ini penting supaya antar sesama partai ini tidak terjadi benturan-benturan yang tidak di inginkan," harap Kasibun.

Razikin juga memberikan keterangan kepada media dia mengklaim sebagai tim Rafly Kande, menurutnya statementnya Kasibun bertentangan dengan kenyataan di lapangan, pernyataan tersebut dapat merusak harmonisasi internal di tubuh partai tersebut. 

"Perlu kami tegaskan, sejak 14 Februari - 28 Maret 2024 kami melakukan pelengkapan data dan kami tidak sedikitpun melakukan manuver politik apapun demi mendongkrak kemenangan Rafly Kande Caleg DPR RI dari PKS dengan cara-cara yang kurang fair," ucap Razikin dalam keterangan persnya di Banda Aceh, Jumat (29/3/2024).

Dalam keterangan tersebut, Razikin menyesalkan tuduhan yang dilayangkan Kasibun, di mana pihaknya disebut tidak menjaga nama baik partai, pernyataan itu menurutnya suatu kesalahan besar, karena selama ini pihaknya mengunci persoalan internal agar tidak menjadi konsumsi publik.

Menurutnya, apa yang disampaikan dalam media online tersebut hanya asumsi pribadi yang bersangkutan, pasalnya hal itu sangat bertolak belakang dengan realita di lapangan termasuk hubungan Rafly Kande dengan Gufran.

"Kami melihat tidak ada persoalan apapun antara Bang Rafly Kande dan Bang Gufran. Jika di luar sana ada pihak atau individu mengatakan ada persoalan, perlu kita tanyakan integritasnya dalam menjaga marwah partai," ucap Razi.

Ia berharap, agar kader partai PKS yang telah terlanjur mengeluarkan stetment yang menurutnya dapat memperkeruh suasana itu agar bertabayyun sebelum memberikan sebuah keterangan atau asumsi yang akan dikonsumsi publik.

"Harapan kami, Kasibun Daulay sebagai kader partai menjadi penjaga dan memberikan keteduhan pada suasana saat ini, bukan sebaliknya dengan membuat statement yang tidak penting," tutup Razi.

Siapa sosok yang mereka jadikan polemic ini? Dia adalah sosok yang dikenal masyarakat Aceh dalam dunia music, yang kemudian terjun ke dunia politik. Siapa masyarakat Aceh tak kenal sosok Rafly Kande?

Pria kelahiran Samadua 1 Agustus 1967, dalam pertarungan Pileg 2024 ini bertarung di Dapil 1 Aceh bersama Ghufran, ketua PKS dalam satu partai. PKS mendapatkan kemenangan satu kursi setelah PPP tidak lolos ke Senayan karena tidak memenuhi kouta 4 persen parlemen threshold.

Dalam pertarungan kali ini Rafly kalah tipis suara badanya dibandingkan Ghufran. Tokoh politik dan kader PKS ini mendapatkan suara badan mencapai 46.713, sementara Rafly mengantongi 45.467 suara. 

Lima tahun yang lalu justru Ghufran yang kalah tipis dengan Rafly Kande. Pada tahun 2019 Rafly sebagai new comer (pendatang baru) setelah dia tidak lagi bertarung di DPD, Rafly mengantongi 36.596 sehingga mengantar menuju Senayan. Sementara Ghufran meraih suara dikisaran 35.000.

Ghufran yang kalah tipis dengan Rafly Kande tetap menunjukan dirinya sebagai politikus sejati dan tetap membesarkan PKS, dimana pada tahun 2024 kembali berjuang bersama Rafly untuk memperebutkan kursi ke Senayan.

Kali ini giliran Ghufran yang akan melenggang ke Senayan, setelah PKS mendapatkan satu kursi setelah PPP tidak memenuhi kouta Parlemen threshold. Namun ada sedikit tiupan angina di partai ini yang sempat terekspose ke media.

Namun semua menandakan ada dinamika dalam sebuah pergerakan untuk kemajuan ke depan, sampai saat ini PKS masih tetap solid di ujung barat Pulau Sumatera ini. Adanya hembusan angin di interen partai, semakin membuat mereka dewasa dalam menyikapi keadaan.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda