kip lhok
Beranda / Feature / Yatim Piatu Karena Corona

Yatim Piatu Karena Corona

Kamis, 29 Juli 2021 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo
Pemulasaran jenazah Covid-19 (foto- Ayo Semarang.com)


Umur itu rahasia Tuhan. Sang maha kuasa akan mengambil kembali nyawa yang dititipkanya. Beragam macam cara Tuhan mengambil kembali titipanya, ada melalui peperangan, sakit, bencana dan sejumlah penyebab lainya.

Salah satu cara Tuhan mengambil kembali titipan nyawa kepada manusia dengan menghairkan prahara di muka bumi berupa wabah. Banyak sudah manusia yang kembali keharibaanya yang kematianya disebabkan Corona.

Janji itu pasti sampai. Ada kisah pilu di Bumi Pertiwi ketika wabah ini melahirkan sejumlah yatim piatu. Ada anak semata wayang yang yatim piatu hanya berselang dua hari, setelah kedua orang tuanya terpapar Covid-19.

Ada juga tiga bersaudara menjadi yatim piatu akibat wabah ini. Masih ada sejumlah anak pertiwi yang harus kehilangan kedua orang tuanya akibat ganasnya gempuran Corona.

Lihatlah kisah duka Al Ghifari Putra Setiawan,8, warga Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia kehilangan orang hanya berselang dua hari. Murid kelas II MIN Sukaharjo ini ahirnya dijadikan anak asuh oleh Polres Sukoharjo.

Kedua orang tuanya, Haryati (37), meninggal lebih dulu kemudian disusul ayahnya, Deni Budi Setyawan (43). Haryati dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo, menghembuskan nafas terahir Rabu (21/7/201). Dua hari kemudian, Jumat (23/7/2021), giliran sang ayah, Deni, menyusul ibu Ghifari.

Murid kelas II MIN ini tinggal bersama bibinya Eni Susilowati, kakak dari ayah Ghifari.

Kabar duka pun kembali datang sekitar dua hari usai Haryati meninggal, suaminya yakni Deni Budi juga meninggal dunia karena positif Corona. Deni meninggal pada Jumat (23/7) lalu.

Saat ini Ghifari tinggal bersama sang bibi, Eni Sulistiyowati yang merupakan kakak dari ayah Ghifari. Kabar duka ini meramaikan pemberitaan. Ahirnya Ghifari diangkat menjadi anak asuh Polres Sukoharjo dan semua kebutuhannya akan dibantu pihak polres.

"Kami hari ini mengangkatnya sebagai anak asuh polres. Alhamdulillah Ghifari masih ada budenya, nanti secara fisik gifari akan tinggal bersama budenya. Tapi secara moral dan emosional kami dari polres dibantu bhabinkamtimas akan berkomunikasi dengan bude terkait bantuan apa yang bisa kami berikan untuk Ghifari," terang Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setiawan, kepada media.

Lain lagi kabar duka yang dialami tiga bersaudara di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Tiga bersaudara ini menjadi yatim piatu. Kalau Ghifari sang ibu yang duluan dipanggil ilahi, kemudian disusul sang ayah, namun tiga bersaudara ini sanga ayah terlebih dahulu dua hari kemudian disusul ibu menghadap sang khalik.

Kabar duka menjadi yatim piatu karena gempuran Covid-19 ini juga datang dari Surabaya. Sepasang suami istri yang meninggal ini hanya beda satu malam, Jumat dan Sabtu. Soegianto, 60, dan Deti, 55, Warga Kecamatan Tambaksari, Surabaya meninggalkan tiga anaknya yang juga harus melakukan isolasi mandiri.

Tiga buah hati pasangan psangan miskin yang meninggal karena wabah ini, Pusponugroho (16), Sigit Budianto (14) dan Aulia Maressa (10). Dari ketiga anak almarhum ini, ada juga yang positif Covid-19 dan harus melaksanakan isolasi mandiri.

Masih ada sejumlah nama yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya kembali ke Ilahi disebabkan Corona. Beragam cara Tuhan menjemput kembali titipan kepada mahluknya. Dan beragam cara pula Tuhan menempa manusia hidup di muka bumi ini, ada caranya dengan menyatim piatukan mereka.

Wabah ini tidak mengenal strata manusia. Semuanya berpeluang terkena dan semuanya berpeluang selamat dan mengembuskan nafas terahir. Ada diantara pasangan hidup sejati ini sudah menerima janji dengan sang mahakuasa, mereka sama sama meninggalkan dunia fana ini saat prahara corona menerpa.

Banyak anak yatim piatu. Mereka yang menjadi yatim piatu adalah kewajiban kita bersama untuk mendidiknya. Tidak membiarkan mereka terlunta-lunta sendiri. Karena mereka tidak meminta untuk menjadi yatim dan piatu, namun semuanya memang sudah kehendak yang kuasa.

Lihatlah belahan dunia ini, banyak tokoh tokoh yang muncul kepermukaan, setelah Tuhan menempa mereka dengan menjemput kedua orang tua mereka. Beragam cara Tuhan meminta kembali titipan nyawa kepada manusia. Kali ini Tuhan menjemput ummatnya dengan wabah Corona. *** Bahtiar Gayo


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda