kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Apakah Stress atau Depresi Disebut Bipolar? Simak Penjelasan Psikolog Berikut ini

Apakah Stress atau Depresi Disebut Bipolar? Simak Penjelasan Psikolog Berikut ini

Sabtu, 25 Maret 2023 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizky

Psikolog Klinis-Forensik dari Psikodista Konsultan, Siti Rahmah 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masalah dalam kehidupan kerap kali memicu stress bahkan sampai depresi, namun apakah seseorang itu mengalami bipolar?

Bipolar adalah satu gangguan afektif atau mood yang berpengaruh pada emosional seseorang. Mereka yang mengalami bipolar pada dasarnya mengalami stress berat, takut, dan kemudian memunculkan dampak psikologisnya.

Dalam hal ini, Psikolog Klinis-Forensik dari Psikodista Konsultan, Siti Rahmah mengatakan, kebanyakan orang yang bipolar itu berawal dari masalah keluarga, baik broken home atau pola pengasuhan antara anak dengan orang tua tidak sesuai.

Bipolar ada dua fase, yakni manik dan depresi. Kalau manik bila ia senang, senang sekali, sebaliknya, bila depresi, ia akan sedih sekali. Kebanyakan orang bilang bahwa dirinya bipolar, sebenarnya bipolar itu harus ada keterangan yang akurat, harus dipastikan didiagnosa oleh siapa, apa dokter atau psikolog. Jangan malah mengdiagnosa diri sendiri.

Sebutnya lagi, masalah adalah sebuah stimulus yang menimbulkan stress atau respons psikologis seseorang. Setiap kondisi yang menimbulkan stress, maka seseorang itu pasti mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Namun, ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika seseorang terkena bipolar, diantaranya adalah memastikan respons emosi.

"Kalau misalnya ketika ada masalah justru emosi seseorang meledak-meledak, coba dipahami dulu apa yang dirasakan dan mengelola emosi tersebut karena itu yang paling utama," ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, Sabtu (25/3/2023).

Jika masalah itu dapat diselesaikan, maka selesaikanlah. Akan tetapi, ada beberapa masalah yang tidak bisa diatasi, yang ada hanyalah kita dipaksa menerima atau beradaptasi dengan hal tersebut, seperti event tragedi tsunami atau banjir, kita tidak bisa mengembalikan apa yang telah hilang dalam tragedi tersebut.

Namun, di sisi lain, ada permasalahan yang masih bisa diatasi, seperti nilai jelek dalam perkuliahan atau relasi dengan rekan kerja kurang baik, itu masih bisa dikomunikasikan secara baik-baik.

Ia juga menyampaikan, sebenarnya sumber stress itu banyak, mungkin tekanan dari orang lain. Jadi, apakah itu bisa didiagnosa seseorang itu terkena bipolar? Belum tentu juga. 

"Bipolar itu bukan suatu yang muncul dengan mudahnya, biasa jarang orang yang langsung mengalami bipolar, tetapi kebanyakan orang bisa memunculkan respons terhadap stress, biasa menghindar atau marah-marah," pungkasnya. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda