kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Berkurban di Tengah Hingar Bingar Masyarakat Modern

Berkurban di Tengah Hingar Bingar Masyarakat Modern

Selasa, 18 Juni 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : biyu

Firdaus Mirza Nusuary, MA, Dosen Sosiologi FISIP Universitas Syiah Kuala. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Perayaan Idul Adha yang jatuh pada 17 Juni 2024 ini menjadi momentum bagi umat Muslim untuk merefleksikan ritual berkurban dalam konteks kehidupan masyarakat modern. Firdaus Mirza Nusuary, MA, Dosen Sosiologi FISIP Universitas Syiah Kuala, memaparkan perspektif sosiologis terkait makna berkurban di era ini.

"Tradisi berkurban merupakan salah satu ibadah yang memiliki nilai sosial yang tinggi," ungkap Firdaus kepada Dialeksis.com (18/06/2024).

"Berkurban tidak hanya sekedar ritual keagamaan, tetapi juga mencerminkan solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama." Ujar Ados sapaan akrab Firdaus.

Dalam masyarakat modern yang cenderung individualistis, Firdaus menjelaskan bahwa berkurban dapat menjadi sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.

"Di tengah kemajuan teknologi dan budaya konsumerisme, berkurban mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan membantu sesama yang kurang beruntung," jelasnya.

Firdaus juga menyoroti bahwa ritual berkurban menjadi simbol penting dalam masyarakat plural Indonesia.

"Berkurban merupakan ajang silaturahmi dan mempererat persaudaraan lintas suku, agama, dan golongan," tuturnya. "Ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan."

Namun, Firdaus juga mengakui adanya tantangan dalam memaknai berkurban di era modern. "Komersialisasi dan komodifikasi ritual berkurban dapat mengikis nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung di dalamnya," tegasnya.

"Kita perlu terus mengingatkan masyarakat akan esensi berkurban sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan dan kepedulian terhadap sesama."

Dengan berkurban, Firdaus berharap masyarakat dapat merenungi kembali nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial yang semakin terkikis di tengah hingar-bingar kehidupan modern.

"Berkurban tidak hanya tentang ritual, tetapi juga tentang bagaimana kita mempraktikkan nilai-nilai mulia itu dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.


Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda