kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Hasil Penelitian, Kemampuan Multitasking Justru Hambat Produktivitas

Hasil Penelitian, Kemampuan Multitasking Justru Hambat Produktivitas

Kamis, 15 Maret 2018 09:07 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi multitasking. (Kooy.ir)

DIALEKSIS.COM | Mampu melakukan dua hal sekaligus, atau biasa disebut multitasking, mungkin tampak seperti sebuah efisiensi waktu. Tapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa multitasking ternyata dapat menghambat produktivitas akibat akumulasi waktu yang terbuang saat seseorang beralih dari satu tugas ke tugas lainnya.

Multitasking menjadi lebih merugikan saat Anda menyelesaikan tugas yang rumit atau tidak biasa, karena proses peralihan akan tertunda lebih lama.

Peneliti di University of Michigan meneliti efek ini dengan melakukan empat eksperimen di mana orang dewasa muda diminta menyelesaikan berbagai tugas, seperti memecahkan masalah matematika dan mengidentifikasi objek geometris, dan kemudian diminta untuk beralih di antara keduanya.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance, para peneliti Joshua Rubinstein, David Meyer, dan Jeffrey Evans mengidentifikasi dua kunci penting yang dihadapi oleh otak saat beralih di antara dua tugas: peralihan tujuan dan aktivasi aturan.

Kunci pertama, otak akan secara aktif memilih untuk beralih ke tugas baru (misalnya, "Saya ingin melakukan ini dan bukan itu"), dan berikutnya otak akan mematikan seperangkat aturan kognitif untuk memberi ruang bagi aturan yang baru, yaitu "Saya berpaling dari aturan tugas yang lama dan akan menyalakan aturan untuk tugas yang baru."

Setiap kali peserta beralih antar tugas, para peneliti mencatat konsumsi waktu yang signifikan, yang hanya bertambah bila tugas menjadi lebih kompleks.

Waktu peralihan ini sebenarnya tidak banyak, tetapi menjadi bertambah ketika seseorang berulang kali bolak-balik beralih antara tugas yang satu ke tugas yang lain.

Itu sebabnya, para peneliti menyimpulkan bahwa multitasking menghambat efisiensi secara keseluruhan.

Penelitian tambahan dilakukan Universitas Stanford untuk mendukung temuan ini, mengklaim bahwa orang yang multitasking memiliki rentang perhatian lebih rendah daripada mereka yang lebih memilih untuk menyelesaikan satu tugas sekaligus.

Setelah melakukan eksperimen terhadap 100 pelajar yang diminta menyelesaikan serangkaian tes, ilmuwan sosial di universitas tersebut menyimpulkan bahwa mereka yang mencoba melakukan beberapa hal secara bersamaan mudah terganggu dan memiliki sedikit kesulitan mengontrol perhatian dibandingkan mereka yang menyelesaikan tugasnya satu demi satu.

Lebih buruk lagi, sebuah studi di University of Sussex menunjukkan bahwa multitasking bahkan bisa menghambat fungsi otak.

Periset melihat hasil pemindaian MRI pada orang-orang yang sering melakukan beberapa aktivitas menggunakan beberapa perangkat elektronik sekaligus (misalnya mengirim SMS sambil menonton TV), ternyata memiliki kepadatan materi abu-abu yang lebih rendah di otaknya.

Ini artinya, mereka memiliki kontrol kognitif yang kurang dan cenderung mengalami rentang perhatian yang buruk.

Jadi, jangan berbangga hati dulu kalau Anda adalah orang yang jago multitasking, ya, bisa jadi ini sebenarnya pertanda bahwa Anda kurang produktif. (Suara)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda