kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Omicron Cepat Menular Dibanding Varian COVID-19, Ini Alasannya

Omicron Cepat Menular Dibanding Varian COVID-19, Ini Alasannya

Minggu, 09 Januari 2022 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Omicron(KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)


DIALEKSIS.COM | Gayahidup - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karakteristik varian baru COVID-19, Omicron yang cepat menular, adalah kemampuan virus itu sendiri guna menyebabkan suatu penyakit. 

Dokter Spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospitals Semarang, dr. Nalurita Ng. Sp. PK., menjelaskan, varian Omicron menjadi VOC (Varian of Concern) karena sifatnya yang sangat menular dan ada kemungkinan penurunan efektivitas alat diagnostic dan vaksin yang ada sekarang.

Menurut dia, varian ini menular dengan cepat dan dapat me-reinfeksi penyintas atau yang sudah mendapatkan dosis vaksin. Meskipun hingga saat ini, risiko rawat inap, gejala berat bahkan kematian akibat varian Omicron masih tergolong rendah.

"Namun hendaknya kita tetap waspada karena semakin banyak yang kena, semakin tinggi risiko kelompok rentan (lansia, anak-anak dan komorbid) untuk terkena, meningkatkan angka keterisian RS, RS penuh, lama-lama yang butuh penanganan bisa tidak tertangani," ujarnya saat edukasi bincang kesehatan bertajuk "Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang ke Tiga" pada kanal live Instagram, Jumat 7 Januari 2022.

Tes PCR Sebagai Deteksi Akurat 

Sejak ditetapkannya status pandemi COVID-19 pada Maret 2019, hingga saat ini virus corona telah mengalami mutasi ke beberapa varian, yaitu Alpha, Beta, Delta dan yang terkini adalah varian Omicron. 

Pemeriksaan yang paling ideal untuk mendeteksi infeksi COVID-19 sampai saat ini dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) atau Swab PCR test. Metode Swab test atau usap digunakan untuk mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan. 

Sementara itu, penelitian menjelaskan varian Omicron lebih dominan di daerah 'Bronchus' tidak seperti varian Delta yang lebih dominan di parenkim paru [viva.co.id]. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda