kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Penyakit Jantung Bisa Diprediksi 5-10 Tahun Sebelumnya, Caranya?

Penyakit Jantung Bisa Diprediksi 5-10 Tahun Sebelumnya, Caranya?

Rabu, 03 Agustus 2022 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi. [Foto: iStockphoto/RapidEye]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penyakit jantung merupakan penyakit paling mematikan di dunia. Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun, menurut catatan Yayasan Jantung Indonesia.

Di Indonesia, data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.

"Biasanya orang datang ke dokter jantung ketika sudah timbul gejala. Padahal penyakit jantung bisa diprediksi 5-10 tahun sebelumnya," kata dokter spesialis jantung di Bandung Heart Clinic, dr Agus Thosin SpJP, melansir Kompas.com, Rabu (3/8/2022). 

dr Agus mengungkapkan cara memprediksi penyakit jantung dengan melihat gaya hidup dan riwayat penyakit. Misal, apakah merokok atau tidak, bagaimana kadar kolesterol, diabetes, dan lainnya.

'Untuk mengetahui risiko seseorang terhadap penyakit jantung, bisa juga dengan memanfaatkan kalkulator kesehatan dalam aplikasi Jantungku," sebutnya.

Di sana, masyarakat tinggal memasukkan data umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kadar kolesterol, tekanan darah sistolik, dan hipertensi. 

Data berformat semi wawancara ini akan diolah dan dikalkulasi oleh artificial intelligence (AI) untuk menentukan presentase kemungkinan terkena penyakit jantung. 

Apakah orang tersebut berisiko rendah, sedang, atau tinggi. Bagi yang berisiko rendah, bisa mempertahankannya dengan menjaga gaya hidup.

Bagi yang berisiko sedang dan tinggi, bisa menghubungi dokter, untuk membantu mengurangi risiko. Misal, memperbaiki angka kolesterolnya, tensi darah, menghentikan kebiasaan merokok, dan lain-lain. 

"Yang tidak bisa diubah hanya dua, usia dan jenis kelamin," tutur Co Founder Aplikasi Jantungku. 

Begitupun bagi mereka yang ragu dengan kondisi kesehatannya, apakah gejala seperti sakit dada yang dirasakannya tanda-tanda penyakit jantung atau bukan. 

"Masyarakat bisa memanfaatkan beberapa fitur, seperti mengetahui apakah sakit dada yang dirasakan gejala penyakit jantung atau bukan," imbuhnya.

Bagi mereka yang divonis penyakit jantung, bisa memanfaatkan fitur catatan medis. Di sini, semua data rekam medis seperti foto hasil EKG, ECHO, laboratorium, dan lainnya bisa dunggah. 

Jadi ketika pasien datang ke dokter jantung manapun, tidak perlu repot menjelaskan. Karena terkadang seseorang lupa dengan hasil detail pemeriksaan kesehatannya. 

"Penyimpanan catatan medis digital ini dapat menyimpan data kesehatan penggunanya dengan aman. Rekam medis ini hanya dapat berikan dengan seizin pengguna," ucapnya.

Di aplikasi Jantungku juga memiliki fitur lainnya, antara lain pemeriksaan mandiri, pertolongan pertama, konsultasi online, dan artikel kesehatan jantung. [kompas]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda