kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Selalu Jaga Daya Tahan Tubuh, Jangan Terlena Gejala Ringan Omicron

Selalu Jaga Daya Tahan Tubuh, Jangan Terlena Gejala Ringan Omicron

Minggu, 06 Februari 2022 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Gayahidup - Menurut dokter spesialis paru dr.Erlina Burhan, varian Omicron memang lebih mudah menular dibanding varian Delta. Lonjakan kasus Covid-19 yang naik signifikan di Indonesia dalam satu bulan terakhir merupakan salah satu buktinya.

Menurut dokter spesialis paru dr.Erlina Burhan, varian Omicron memang lebih mudah menular dibanding varian Delta. Lonjakan kasus Covid-19 yang naik signifikan di Indonesia dalam satu bulan terakhir merupakan salah satu buktinya.

"Asumsi saya, kalau dilakukan pemeriksaan sebagian besar kasus yang terjadi di Indonesia sudah Omicron," ujarnya dalam acara temu media yang diadakan secara virtual oleh SOHO Global Health (3/2/2022).

Dia menuturkan, masyarakat jangan terlena dengan anggapan bahwa varian Omicron hanya menimbulkan gejala ringan, sebab ada kelompok rentan yang tetap harus kita lindungi.

Ditambahkan oleh Prof. dr. Iris Rengganis Sp.PD, pakar alergi dan imunologi, varian Omicron juga memiliki risiko infeksi yang besar, bahkan membuat seorang penyintas kembali tertular.

"Beresiko pada mereka yang sistem imunnya sudah mulai turun, dalam hal ini lansia dengan berbagai komorbid," papar Iris dalam acara yang sama.

Selain itu, sistem daya tahan tubuh seseorang berbeda-beda dan bersifat individual. Mulai dari genetis, microbio, infeksi sebelumnya, indeks masa tubuh, nutrisi, ada-tidaknya kormobid, termasuk status psikis emosional. Semuanya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi sistem imun tubuh seseorang.

“Penanganan setiap orang itu harus case-by-case atau tailor made bergantung pada kondisi masing-masing orang. Namun, penanganan yang berlaku untuk semua orang adalah upaya Prokes (protokol Kesehatan), ini yang nomor satu,” katanya.

Oleh karena itu kita perlu meningkatkan daya tahan tubuh di tengah lonjakan kasus, misalnya dengan melakukan vaksinasi booster. Konsumsi suplemen imunomodulator juga dapat membantu menguatkan imunitas tubuh.

Menurut Iris, suplemen imunomodulator dapat membantu merangsang daya tahan tubu untuk membuat pertahanan terhadap virus. Karena itu suplemen seperti ini dapat dikonsumsi sebelum kita terlanjur sakit.

"Memang sebaiknya diminum sebelum sakit daripada pas sakit baru meningkatkan dosis. Sistem imun kita tidak bisa dipaksa kerjanya, harus pelan-pelan," ujarnya.

Dia menjelaskan, suplemen yang mengandung Echinacea bekerja untuk memodulasi sistem imunitas, terutama terhadap deteksi virus; Zinc bekerja untuk meningkatkan kerja sistem imun terhadap infeksi virus; black eldeberry dapat membantu meningkatkan respon inflamasi; vitamin C bekerja sebagai antioksidan, dan Vitamin D berfungsi sebagai imunomodulator yang efektif.

“Kalau semua itu diberikan secara sinergis dengan nutrisi yang seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup, maka itu potensial untuk mengoptimalkan kerja sistem imun dalam melawan deteksi virus,” paparnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda