kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Warung Kopi Konsep Terbuka Menjamur di Banda Aceh, Ini Kata Dosen Marketing

Warung Kopi Konsep Terbuka Menjamur di Banda Aceh, Ini Kata Dosen Marketing

Rabu, 03 Januari 2024 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akil Rahmatillah

Fakhrurrazi Amir. [Foto: for Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aceh bukan hanya salah satu daerah di Indonesia penghasil kopi terbanyak, tapi juga warganya merupakan penikmat kopi terbesar di Indonesia. Maka tidak mengherankan bila Aceh juga dijuluki dengan daerah 1000 warung kopi. Seperti yang terlihat di Kota Banda Aceh, di berbagai sudut Kota sangat banyak ditemui warung kopi.

Ada fenomena menarik yang ditangkap Dialeksis, yaitu banyak bermunculan warung kopi dengan konsep terbuka, seperti Ata Kupi, Ali Kupi, MZ Kupi, Cut Na Kupi dan masih banyak lainnya.


Mengungkapkan fenomena itu, Dialeksis.com mengubungi Fakhrurrazi Amir, Dosen Marketing di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK).

Menurut Fakhrurrazi, dari segi marketing sangat tergantung pada segmentasi pasar. Warung Kopi dengan konsep terbuka menyasar masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah.

Ia berpendapat bahwa warung kopi dengan konsep terbuka memiliki kenyamanan tersendiri dan lebih memberikan keleluasaan bagi pelanggan.

"Kalau warkop terbuka seperti ini, orang mau merokok enak, orang mau ngevape juga enak, semuanya tidak pengap,” kata Fakhrurrazi kepada Dialeksis.com, Rabu (3/1/2024).

Lebih lanjut Fakhrurrazi mengatakan, warung kopi dengan konsep terbuka juga menawarkan konsep One Stop Shopping, sehingga warung kopi bukan hanya sekedar menyediakan kopi dan minuman tetapi juga menyediakan produk lain yang dibutuhkan oleh pelanggan.

"Warkop model gini kan one stop shopping sebetulnya, maksudnya semua ada dalam satu warkop, ada jual makanan berat, makanan ringan, cemilan," kata Fakhrurrazi.

Fakhrurrazi menyarankan warung kopi kedepannya juga menyediakan fasilitas ramah anak seperti area bermain anak agar anak-anak merasa nyaman saat dibawa ke warung kopi oleh orang tuanya.

Masih menurut Fakhrurrazi, secara persaingan dunia usaha warung kopi dengan konsep terbuka ini tidak akan mengancam keberadaan warung kopi dengan konsep tertutup, dikarenakan semua warung kopi sudah memiliki model bisnisnya tersendiri sehingga membuat pelanggan nyaman dan bisa menjawab apa yang dibutuhkan konsumen.

"Kalau nggak punya konsep, pelan-pelan akan hilang. Jadi semua tergantung value apa yang ditonjolkan tergantung model bisnisnya. Warkop terbuka ini nggak ada value yang ditonjolkan juga nggak ramai," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda