Jum`at, 19 Desember 2025
Beranda / Pertahanan dan Keamanan / 75 Kadet Kedokteran Militer Unhan Perkuat Layanan Kesehatan Pascabencana Aceh-Sumatera

75 Kadet Kedokteran Militer Unhan Perkuat Layanan Kesehatan Pascabencana Aceh-Sumatera

Kamis, 18 Desember 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Sebanyak 75 kadet Fakultas Kedokteran Militer (FKM) Universitas Pertahanan (Unhan) Cohort 1 dikerahkan untuk membantu penanganan kesehatan masyarakat di sejumlah wilayah terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 75 kadet Fakultas Kedokteran Militer (FKM) Universitas Pertahanan (Unhan) Cohort 1 dikerahkan untuk membantu penanganan kesehatan masyarakat di sejumlah wilayah terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

Para dokter muda ini diterjunkan sebagai bagian dari misi kemanusiaan sekaligus pengabdian nyata kepada masyarakat.

Dekan Fakultas Kedokteran Militer Unhan, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Dr. Dr. dr. AJ. Didy, Sp.KFR(K), menjelaskan bahwa para kadet yang diturunkan sejatinya telah menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan klinik dan hanya tinggal mengikuti ujian akhir.

“Sebanyak 75 koas ini sebenarnya sudah selesai seluruh rangkaian pendidikan kliniknya, tinggal ujian. Mereka kami berangkatkan dengan pendampingan sekitar 10 pengasuh dan dua pembimbing di lapangan,” ujar Mayjen TNI AJ Didy kepada media dialeksis.com, Kamis, 18 Desember 2025.

Mayjen TNI AJ Didy menjelaskan, dirinya bertugas sebagai bagian dari satuan tugas (satgas) kesehatan dalam misi tersebut. Seluruh personel diberangkatkan pada 1 Desember menggunakan KRI dr. Rajiman Wedyodiningrat.

“Kami berangkat menggunakan KRI Rajiman dari Kolinlamil, Tanjung Priok, menuju Sibolga. Kapal ini memang difungsikan sebagai rumah sakit terapung dan sangat mendukung operasi kemanusiaan,” jelasnya.

Setibanya di Sibolga, Sumatra Utara, seluruh 75 kadet langsung diterjunkan ke lapangan untuk memperkuat layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana.

Di Sumatra Utara, sebanyak 25 dokter muda ditempatkan di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Mereka disebar ke lima posko kesehatan, yakni Rumah Sakit Bantuan Sibolga, GOR Pandan, Kodim 0211/Tapanuli Tengah, SMP Negeri 5 Sibolga, serta satu posko tambahan sesuai kebutuhan lapangan.

“Para kadet langsung masuk ke pos-pos yang membutuhkan pengobatan. Fokus utama kami adalah pemeriksaan kesehatan gratis, pemberian obat-obatan, dan skrining penyakit pascabencana seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, dan diare,” kata Didy.

Tak hanya pelayanan medis, para kadet juga melakukan kegiatan trauma healing untuk membantu pemulihan psikologis masyarakat terdampak.

“Selain pengobatan, ini juga menjadi sarana healing, baik bagi masyarakat maupun bagi kadet sendiri sebagai bagian dari pembelajaran kemanusiaan,” ujarnya.

Menurut Mayjen TNI AJ Didy, peran para dokter muda tidak hanya terbatas pada layanan medis. Mereka juga aktif membantu kebutuhan dasar masyarakat.

“Kalau masyarakat membutuhkan penjernih air bersih, kami bantu. Edukasi sanitasi, kebersihan lingkungan, dan pencegahan penyakit juga kami lakukan,” katanya.

Langkah ini dinilai penting untuk mencegah munculnya penyakit lanjutan akibat keterbatasan air bersih dan sanitasi pascabencana.

Setelah menyelesaikan tugas di Sibolga, rombongan melanjutkan perjalanan ke Padang menggunakan KRI Rajiman. Di Sumatra Barat, sebanyak 25 kadet ditempatkan di Plambayan, Kabupaten Agam.

“Kami masuk lagi ke pos di Agam. Namun karena kondisi di sana sudah tidak terlalu emergensi, maka selanjutnya seluruh personel kami konsolidasikan untuk penugasan berikutnya,” ungkap Didy.

Sebanyak 25 dokter muda lainnya diberangkatkan ke Aceh. Mereka ditempatkan di Posko Bantuan Bencana Mobile Gunung Salak, Aceh Utara, Aceh Tamiang, serta Bener Meriah.

Uniknya, untuk menjangkau wilayah Aceh Tamiang, para kadet harus menggunakan helikopter dari Medan.

“Dari Medan, sebagian personel diterbangkan menggunakan helikopter ke Aceh Tamiang. Ini untuk memastikan pelayanan kesehatan bisa menjangkau daerah yang akses daratnya terbatas,” jelasnya.

Di Aceh, para kadet memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, pelayanan farmasi, distribusi obat-obatan, serta trauma healing bagi anak-anak, lansia, dan warga terdampak bencana.

Mayjen TNI AJ Didy menegaskan, misi ini tidak hanya bertujuan membantu masyarakat, tetapi juga membentuk karakter dan kesiapsiagaan para dokter militer masa depan.

“Ini adalah bagian dari pembentukan dokter militer yang tangguh, empatik, dan siap diterjunkan kapan pun negara membutuhkan. Mereka belajar langsung di lapangan, di tengah kondisi darurat,” tegasnya.

Ia menambahkan, keterlibatan kadet FKM Unhan dalam misi kemanusiaan merupakan wujud nyata peran Universitas Pertahanan dalam mendukung tugas-tugas negara, khususnya di bidang kesehatan dan kebencanaan.

“Ini adalah pengabdian, sekaligus latihan kesiapsiagaan nasional,” pungkas Mayjen TNI AJ Didy.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
pema