kip lhok
Beranda / Pertahanan dan Keamanan / Data BAIS TNI Diretas: Jejak Digital Intelijen di Pasar Gelap

Data BAIS TNI Diretas: Jejak Digital Intelijen di Pasar Gelap

Selasa, 25 Juni 2024 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Nasional - Tim Siber TNI sedang menyelidiki dugaan peretasan data Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Informasi mengenai dugaan peretasan ini sebelumnya telah beredar di media sosial.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Nugraha Gumilar, menyatakan, "Terkait unggahan akun Twitter (X) Falcon Feed yang mengklaim data BAIS TNI diretas, saat ini masih dalam proses pengecekan mendalam oleh tim siber TNI."

Dugaan peretasan ini awalnya dilaporkan oleh akun X @FalconFeedsio. Akun tersebut menyebutkan bahwa data BAIS TNI diunggah oleh pengguna BreachForums bernama MoonzHaxor. "MoonzHaxor, anggota terkemuka BreachForums, telah mengunggah file dari Badan Intelijen Strategis. Kebocoran ini mencakup file sampel, dengan data lengkap tersedia untuk dijual," tulis akun tersebut.

Menurut @FalconFeedsio, insiden ini mirip dengan peretasan jaringan internal Badan Intelijen Negara (BIN) oleh kelompok dari Tiongkok pada tahun 2021.

BAIS merupakan organisasi di bawah TNI yang bertugas menyediakan analisis intelijen dan strategis terkait pertahanan, terutama mengenai dinamika negara lain. Badan ini juga berfokus pada urusan intelijen tempur dan bertugas membantu operasi militer untuk memenangkan pertempuran.

Sebelumnya, akun yang sama juga melaporkan pembobolan data milik Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) pada akhir pekan lalu, Sabtu (22/6). Data yang dibocorkan termasuk gambar sidik jari, email, dan aplikasi SpringBoot yang telah dikonfigurasi. Pelaku siber menjual data-data tersebut seharga US$1.000 atau sekitar Rp164 juta.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Senin (24/6) mengkonfirmasi adanya kebocoran data lama milik INAFIS Polri. Kepala BSSN Hinsa Siburian menyatakan, "Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian mengenai dugaan insiden pada INAFIS. Data ini ditemukan di dark web, yang serupa dengan pasar gelap. Kami telah mengkonfirmasi dengan kepolisian dan mereka menyatakan bahwa itu memang data lama mereka."

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda