Beranda / Pertahanan dan Keamanan / GP Ansor Bentuk Badan Siber ​​untuk Klarifikasi Isu dan Edukasi Masyarakat

GP Ansor Bentuk Badan Siber ​​untuk Klarifikasi Isu dan Edukasi Masyarakat

Kamis, 17 Oktober 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Wakil Ketua I PW GP Ansor Provinsi Aceh, Anwar Busyra. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - PW GP Ansor Aceh menggelar pelatihan media siber bagi para kadernya dengan tema "Menghadapi Tantangan Siber dan Peran Kader Ansor dalam Era Disrupsi Digital" di Sekretariat PW Ansor Aceh, Rabu (16/10/2024). 

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali kader GP Ansor dengan kemampuan mengelola informasi di tengah arus digital yang semakin kompleks, serta memperkuat peran dakwah di ruang siber.

Wakil Ketua I PW GP Ansor Provinsi Aceh, Anwar Busyra, yang hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya adaptasi dalam menghadapi tantangan di era disrupsi digital. 

Menurutnya, badan siber yang dibentuk oleh GP Ansor Aceh berperan strategis dalam merespons berbagai isu yang berkembang di dunia maya, sekaligus menjadi garda terdepan dalam menjaga kemurnian ajaran Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah.

"Hadirnya badan siber dari PW GP Ansor Aceh ini adalah untuk membentuk isu-isu yang relevan serta mengedukasi masyarakat. Kami juga ingin mendakwahkan Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah dengan konten-konten yang dibuat oleh tim media siber Ansor," jelas Anwar Busyra kepada Dialeksis.com.

Dalam pelatihan ini, para kader GP Ansor dilatih untuk lebih tanggap terhadap arus informasi di media sosial. Hal ini menjadi krusial di tengah gempuran hoaks dan informasi yang kerap kali meresahkan publik. 

Anwar menegaskan bahwa dakwah melalui media siber bukan hanya tentang penyebaran konten, tetapi juga memastikan bahwa informasi yang disampaikan valid dan terpercaya.

"Dalam menghadapi tantangan ini, sahabat-sahabat di badan siber akan memverifikasi setiap informasi yang mereka temukan. Setelah melakukan verifikasi, mereka akan melakukan analisis dan jika diperlukan, melakukan klarifikasi atau counter terhadap isu-isu yang beredar," tambah Anwar.

Menurutnya, kemampuan dalam memilah informasi sangat diperlukan di era digital. Tidak jarang hoaks dan informasi sesat beredar luas, yang berpotensi menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. 

Oleh karena itu, peran media siber GP Ansor Aceh diharapkan mampu menjadi pelopor klarifikasi terhadap isu-isu yang bersifat destruktif, sekaligus menjadi corong dakwah yang santun dan menyejukkan.

Anwar menjelaskan bahwa era disrupsi digital membawa perubahan besar dalam cara masyarakat mengakses dan menyebarkan informasi.

Di sisi lain, ancaman di dunia siber seperti penyebaran fitnah, provokasi, dan penistaan terhadap agama menjadi isu yang harus diantisipasi. 

Dalam konteks ini, GP Ansor merasa bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat, terutama generasi muda, dari dampak buruk teknologi yang tidak terkontrol.

"Kita ingin berinteraksi dengan masyarakat secara langsung melalui platform digital, untuk memberikan pencerahan, edukasi, serta melindungi mereka dari informasi yang menyesatkan," kata Anwar.

Pelatihan ini juga mendorong kader GP Ansor untuk memanfaatkan media digital secara lebih produktif, baik dalam menyebarkan dakwah maupun untuk berkontribusi positif bagi masyarakat. 

Anwar menekankan bahwa pemahaman teknologi harus disertai dengan integritas dan tanggung jawab sosial. Para kader diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya aktif di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya.

Selain untuk membentuk badan siber yang kuat, pelatihan ini bertujuan menciptakan generasi kader yang melek teknologi dan mampu berdakwah dengan metode yang relevan di era modern. 

Dalam hal ini, Muzammil (Abeng) terpilih sebagai Ketua Media Center PW GP Ansor Aceh. Penyerahan mandat pun diberikan setelah pelatihan berlangsung.

Menurut Anwar, media siber merupakan salah satu medium yang sangat efektif dalam menjangkau masyarakat luas, terutama generasi muda yang sebagian besar aktif di dunia digital.

Ke depan, GP Ansor Aceh berencana memperluas peran badan siber dalam berbagai kegiatan dakwah dan sosial, sekaligus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas digital, untuk memastikan informasi yang beredar di Aceh, khususnya terkait dengan agama dan kebudayaan, tetap terjaga dari distorsi.

Pelatihan ini mendapatkan sambutan antusias dari para peserta, yang berharap bahwa keahlian baru yang mereka peroleh dapat diaplikasikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas, terutama dalam menjaga keharmonisan dan keutuhan sosial di tengah era digital yang semakin dinamis.

"Kami ingin GP Ansor Aceh dikenal sebagai organisasi yang responsif terhadap perkembangan zaman, namun tetap kokoh dalam menjaga nilai-nilai keislaman. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu adalah melalui pelatihan seperti ini," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda