Pengamat Politik dan Keamanan: Maraknya Kenakalan Remaja Bukan Cipta Kondisi Jelang Pilpres
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada sedang memberikan pandangan terkait dengan fenomena kenakalan remaja dalam diskusi dengan Polresta Banda Aceh. [Foto: dok. pribadi untuk Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada menilai maraknya kenakalan pelajar yang terjadi saat-saat ini bukan diciptakan karena kondisi menjelang Pilpres.
Menurutnya, kejadiannya rentetan kenakalan remaja sebagai kasus kriminal murni dan tidak ada sangkut paut dengan kegiatan Pilpres pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Kalau kita cermatin ternyata ini kriminal murni ya tidak ada kaitan dengan pemilu," kata Aryos Nivada dalam video YouTube yang berjudul pembahasan kenakalan remaja di wilayah Polresta Banda Aceh.
Aryos menegaskan bahwa kenakalan remaja berdampak menggangu stabilitas sosial masyarakat yang nantinya menganggu stabilitas keamanan menjelang pemilu.
Ia mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Polresta Banda Aceh untuk menciptakan keamanan bagi masyarakat di ruang lingkup kota Banda Aceh. Tentunya ini diharapkan dampak kenakalan remaja ini bisa hilang.
"Saya tegaskan bahwa kondisi ini telah mengganggu stabilitas sosial masyarakat Pak, yang nantinya ujungnya mengganggu stabilitas dan keamanan menjelang Pilpres," ujarnya
Diskusi ini mencakup topik-topik seperti kejadian-kejadian yang baru-baru ini terjadi terkait kejahatan, khususnya kejahatan jalanan yang melibatkan remaja.
Para pembicara membahas dampak pemberitaan media terhadap persepsi publik dan menekankan perlunya pemberitaan yang bertanggung jawab.
Aryos menyarankan berbagai solusi, termasuk pentingnya tanggung jawab orang tua, menciptakan wadah positif untuk kegiatan remaja, dan melibatkan tokoh agama dan masyarakat dalam menangani masalah ini.
"Ini juga mengganggu kondisi pikiran dari orang tua nah ini membuat orang tua juga merasa was-was sehingga perlu satu intervensi cepat yang memang nanti muaranya bisa menetralisir gejola ini," ujarnya.
Diskusi ini juga menyentuh peran pendidikan dan media dalam membentuk sikap dan perilaku di kalangan anak muda.
Aryos mengatakan bahwa secara keseluruhan, para peserta menyoroti perlunya upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja di masyarakat.
"Tentunya bagaimana bentuk solusinya ya Saya berharap ada patroli rutin terutama di ruang lingkup naungan Polresta Banda Aceh," ujarnya.
Aryos berharap untuk itu, pemangku kebijakan sepatutnya membuat satu inovasi untuk bisa menghimpun energi pemuda menjadi program positif.
"Kalau energi remaja ini disalurkan ke olahraga, mereka pulang ke rumah sudah cape dan tidak akan berpikiran untuk melakukan kegiatan yang aneh-aneh lagi," ujarnya.
Aryos mengatakan bagi orang tua harus mampu melakukan pendekatan kepada anak lebih intens. Orang tua dapat lebih memberikan waktu untuk anaknya sehingga bisa memantau aktivitas dan memahami kepribadian anak.
"Banyak orang tua yang sibuk bekerja dan bertemu anaknya saat mau tidur saja. Berangkat pagi anaknya belum bangun, pulang kerja anak sudah tidur. Sehingga intensitas pertemuan orang tua dan anak terbatas. Padahal orang tua perlu waktu yang cukup untuk memberikan waktu kepada anak," pungkasnya. [nh]