Kamis, 06 November 2025
Beranda / Liputan Khusus / Indepth / Menghindari Punah, Penulisan Bahasa Gayo Harus Dibudayakan

Menghindari Punah, Penulisan Bahasa Gayo Harus Dibudayakan

Kamis, 06 November 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

DIALEKSIS.COM| Indept-- Bahasa menunjukan bangsa. Bila bahasa asli suatu kaum hilang dari peradaban manusia, suku asli pengguna bahasa itu hanya akan tinggal menjadi catatan sejarah.

Gayo, adalah sebuah suku bangsa di Aceh. Bahasanya terancam punah bila tidak ada pihak dan formula untuk menyelamatkanya. Melihat ancaman ini, Gayo Alas Conservation Center terpanggil untuk menyelamatkanya.

Upaya penyelamatan itu berupa pelatihan Fonology Bahasa Gayo, sehingga penulisan Bahasa Gayo akan membudaya dan bisa difahami oleh masyarakat seluruh dunia, bagaimana membacanya.

Bila ejaan Indonesia ada lima fonem vocal, a,I,u,e, o. Namun dalam pengunaan Bahasa Gayo ada 10 fonem vocal dan 20 fonem konsonan. Bahasa Gayo juga memiliki ke khasan sistem nada yang membedakan makna kata. Bahasa Gayo juga memiliki beberapa proses fonologis yang unik, seperti asimilasi dan disimilasi.

Ternyata, pakar bahasa yang lahir dan dibesarkan di Gayo, Dr.c. Drs. H. Abdussalam, M.Pd, CTÉS’L, CIE, bukan hanya melakukan penelitian, di berbagai belahan negara. Pakar bahasa ini juga sudah menyiapkan ejaan Bahasa Gayo, sekaligus format dalam penulisanya.

Untuk itu, Gayo Alas Conservation Center menyelenggarakan pelatihan fonologi Bahasa Gayo, sekaligus menyiapkan format kepada peserta pelatihan bagaimana menulis Bahasa Gayo yang bila dibaca oleh masyarakat seluruh dunia bunyinya (fonologinya) sama.

Bahkan, Dr.c. Drs. H. Abdussalam, M.Pd, CTÉS’L, CIE dalam materinya yang dibagikan kepada peserta menuliskanya dalam Bahasa Gayo. Mantan Plt. BDK Provinsi Aceh ini juga mempraktekan bagaimana menulis Bahasa Gayo, sehingga ketika dibaca oleh masyarakat seluruh dunia, bacaanya sama. Sesuai dengan diakritik fonotik vocal sesuai dengan Bahasa Gayo.

Mengapa GACc (Gayo Alas Conservation center) menyelenggarakan pelatihan ini? Apa saja materi dan kupasan Dr.c. Drs. H. Abdussalam, M.Pd, CTÉS’L, CIE, Dialeksis.com merangkumnya dalam sebuah tulisan.

Penulisan Bahasa Gayo Harus Dilestarikan.

GACc (Gayo Alas Conservation center)tidak hanya bicara soal ancaman punahnya Bahasa Gayo akibat terdesak oleh berbagai factor. Tetapi pihaknya menelisik lebih dalam lagi bagaimana kepunahan bahasa-bahasa asli di dunia juga bermakna punahnya berbagai kearifan local. Antara lain kearifan dalam mengelola lingkungan yang menjadi medan kajian ekolinguistik.

Menurut Sayuti Malik, Direktur GAZc, dalam era modern seperti saat ini, keberadaan bahasa-bahasa daerah dengan pengguna dibawah satu juta seperti Bahasa Gayo semakin hari semakin terdesak.

Bisa disebabkan oleh semakin heterogennya masyarakat, penerapan bahasa nasional, serta gencarnya tekhnologi informasi yang menggunakan bahasa international, seperti Bahasa Inggris, China, Arab bahkan Korea yang kian populer di kalangan generasi muda.

“Barangkali minimnya upaya melestarikan lewat upaya-upaya memproduksi materi dan sumber bacaan berbahasa Gayo juga menjadi pemicu mempercepat kepunahan bahasa ini,” sebutnya.

Dalam prolognya GACc menjelaskan, Bahasa Gayo sendiri, berdasarkan tulisan akademisi Gayo, seperti Dr. Johansyah MA, Dr.Ivani Rosa, Dr. Shaumiwaty, sudah pada level krisis, ancaman kepunahannya kian dekat bila tidak ada upaya yang intens dalam penyelamatannya.

Sehubungan dengan itu, terdapat berbagai upaya dari masyarakat di Gayo serta akademisi untuk meningkatkan aktifitas yang berhubungan dengan penyelamatan Bahasa Gayo. Misalnya menerjemahkan berbagai buku ke dalam Bahasa Gayo, termasuk pula Al-Quran, membuat buku-buku syair Gayo, buku-buku bacaan anak dan lain lain.

“Peningkatan jumlah aktifitas penulisan dalam Bahasa Gayo diharapkan akan menjadi salah satu cara meningkatkan kepustakaan berbahasa Gayo, yang sekaligus memperkaya khasanah Bahasa Gayo dalam wujud buku atau tulisan,” tulis GACc.

Gayo Alas Conservation Center sebagai Lembaga yang fokus pada kegiatan konservasi lingkungan hidup memandang bahwa bahasa adalah salah satu harta kekayaan yang juga harus diselamatkan. GACC tidak hanya fokus pada kerja penyelamatan lingkungan hidup, tetapi juga memilih ikut terlibat dalam penyelamatan Bahasa Gayo yang diyakini sebagai sumber pengetahuan konservasi alam itu sendiri.

Tanpa bahasa maka kita akan kehilangan harta yang paling berharga yaitu nilai-nilai, norma dan kearifan lokal dalam menjaga alam ini.

GACC sendiri telah mulai mengumpulkan beberapa draft buku bacaan anak anak untuk diterjemahkan dan juga akan menyusun buku cerita sendiri yang nantinya akan di tulis dalam Bahasa Gayo.

Kegiatan ini merupakan Langkah awal memulai melahirkan karya berbahasa Gayo sambil terus meningkatkan pengetahuan kebahasaannya. Dan ditemukan beberapa tekndala tekhnis yang harus dicari jalan keluarnya.

GACc juga menjelaskan beberapa problema yang ditemukan dalam penerjemahan dan penulisan Bahasa Gayo. Seperti dialek yang tidak seragam, minimnya refrensi.

Untuk itu, dibutuhkan pengenalan yang lebih spesifik agar semua keragaman Bahasa Gayo dapat terakomodir dengan baik. Keragaman ini berimplikasi pula pada keragaman fonologinya.

Fonologi adalah cabang ilmu bahasa bidang linguistik yang mempelajari dan menyelidiki sistem bunyi dan seluk beluk bunyi dengan memperhatikan fungsi bunyi sebagai pembeda arti dari sudut suatu bahasa tertentu.

Fonologi bahasa Gayo memiliki beberapa kekhasan, seperti: Bahasa Gayo memiliki 32 fonem konsonan dan 10 fonem vokal. Bahasa Gayo memiliki sistem nada yang membedakan makna kata. Bahasa Gayo memiliki beberapa proses fonologis yang unik, seperti asimilasi dan disimilasi.

Memahami fonologi bahasa Gayo sangat penting untuk pengucapan yang benar. Misalnya, jika kita tidak memahami sistem nada bahasa Gayo, kita dapat salah mengucapkan kata-kata dan mengubah artinya. Selain itu, memahami fonologi bahasa Gayo juga dapat membantu kita dalam mempelajari tata bahasa dan kosakata bahasa ini.

Dari keragaman itu para ahli menyimpulkan Bahasa Gayo memiliki 9 huruf vocal, yaitu : a, i, e, o, u, ’é, _, _, — yang melahirkan fonem atau penyebutan yang berbeda, sehingga mempengaruhi makna.

Dalam keseharian banyak kata Bahasa Gayo yang terdiri dari 10 vocal ini. Bila merujuk pada Bahasa Indonesia hanya ada 5 vocal ( a,i,e,o,u) yang umum di pakai, maka di dalam Bahasa Gayo di butuhkan tambahan 4 lagi ( ’é, _, _, —).

Oleh karena hal-hal yang disebut, GACC mengadakan pelatihan cara menggunakan huruf vocal Gayo ini kedalam tulisan dan juga berlatih mengucapkannya.

Tentu, sebut Sri Wahyuni, ketua panitia pelatihan, tujuan pelatihan ini melestarikan Bahasa Gayo sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Melahirkan para penulis, penerjemah, guru dan pelajar yang memahami pemetaan Bahasa gayo dan fonologinya.

“Ada 30 peserta pelatihan, mulai dari pihak Dinas Pendidikan, akademisi, pegiat sastra, guru, pegiat literasi, penulis, guru, siswa, budayawan, dilibatkan dalam pelatihan ini,” sebut Sri Wahyuni, menjawab Dialeksis.com, 3 November 2025 saat dilangsungkan pelatihan Fonology Bahasa Gayo.

Kupasan Pakar Bahasa

Putra Gayo yang ahli dalam Bahasa dan sudah banyak menulis buku Gayo, menyampaikan materi pada pelatihan ini dalam Bahasa Gayo. Alumnus S1-IAIN Ar-Raniry, S2-Universitas Negeri Malang, TESOL The University of Queensland-Australia, dan S3- USU Medan dan Sandwich di Auburn University-AS, CIE-iiit UM-Malaysia, menjelaskan secara detil tentang Bahasa Gayo.

Abdusslam dalam meterinya menyampaikan tentang; Fóném dën Allófón, Lêma dën Kata, Frasa dën Kalimat, Tèks dën Kòntèks , Paragraf dën Buku, Bahasa dën Sêmiòtik, Fónétik dën Fónólògi Bahasa Gayó

Dr.c. Drs. H. Abdussalam, M.Pd, CTÉS’L, CIE dalam penyampaikan materinya menjelaskan secara rinci mulai dari fonem sampai dengan Fonetik dan Fonology Bahasa Gayo, serta bagaimana menuliskanya, agar ketika dibaca oleh orang, seluruh dunia sama bacaanya.

Ada lebih 5000 bahasa di dunia ini, Abdussalam yang sudah melanglang buana ke berbagai belahan dunia, khususnya mempelajari bahasa, memperlihat kepada peserta pelatihan bagaimana ejaan Bahasa Gayo.

Diantara sekian banyak penjelasan itu, Dialeksis.com, mengambil catatan khusus soal bahasa dan semiotic. Dialeksis juga menterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dari materi yang disampaikan dalam Bahasa Gayo.

Pêŋêrtiënni bahasa. Bahasa òyalë sistëm lambaŋ bu…i si arbitrar (bêta araé) dën kònvènsiònal (iakui sêcara sah), dën ipêrgunën òlèh masyarakat kin bêrkòmunikasi, bêrpikir, dën mu…awahën gagasën, pêrasaën, sêrta infòrmasi.

Pengertian bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrar (begitu adanya) dan konvensional (diakui secara sah) dan dipergunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi, berpikir, dan menyampaikan gagasan, perasaan serta informansi.

Ciri-ciri utamani bahasa mênurut para ahli: Bahasa bersifët sistëmatis (mumiliki struktur dën aturën). Bahasa mugunënni lambaŋ bu…i (fòném) si arbitrar (gêrê ara hubuŋën alami antara lambaŋ dën makna). Bahasa bêrsifët kònvènsiònal (isêpakati urum-urum òlèh pênuturé).

Bahasa bersifat sistematis (memiliki struktur dan aturan). Bahasa menggunakan lambang bunyi (fonem) yang arbitrar (tidak ada hubungan alama antara lambang dan makna). Bahasa bersipat konvensional (disepakati sama sama oleh penutur).

Pêŋêrtiënni Sêmiòtik. Sêmiòtik òyalë ilmu si mupêlëjëri tênê dën sistëm tênê iwanni kêhidupën sòsial dën kòmunikasi. Sêmiòtik gêrêlë têrbatas kòwan bahasa vêrbal, tapi òyapè mucakup tênê-tênê nòn-vêrbal, lagu: simból, gambar, isyarat, warna, gêrakën, dën laèn-laèn.

Pengertian semiotic, itulah imu yang mempelajari tanda dan sistem tanda dalam kehidupan sosial dan komunikasi. Semiotik tidaklah terbatas dalam bahasa verbal, tetapi mencakupi tanda tanda non verbal, seperti symbol, gambar, isyarat, warna, gerakan dan lainya.

Fonology Bahasa Gayo.

Fónólògi bêrasal ari bahasa Yunani, ròa kata: phone (bu…i) dën lògòs (ilmu). Ilmu liŋuistik si mupêlëjëri sistëmni bu…i bahasa sêcara fuŋsional. Fòkus iwanni fuŋsi bu…i, gêrê iwanni bêntuk fisike pêlin. Jadi, Fónólògi òyalë ilmu liŋuistik si mupêlëjëri kunë carani bu…i igunën iwanni sistëm bahasa. Tujuënné, mubantu mumahami pêmbêntukën kata dën makna secara lêbih rëlëm.

Fonology berasal dari Bahasa Yunani, dua kata. Phone (bunyi) dan logos (ilmu). Ilmu linguistic ini yang mempelajari sistem bunyi bahasa secara fungsional. Fokus dalam bunti, tidak dalam bentuk fisik lainya. Jadi fonology itulah ilmu linguistic yang mempelajari bagaimana caranya bunyi digunakan dalam sistem bahasa. Tujuanya membantu memahami pembentukan kata dan makna yang lebih mendalam.

Sêmêntara, Fónêtik òyalë ilmu si mupêlëjëri bu…i ari sêgi pròduksi dën artikulasi fisik gêrê têrgantuŋ atan sistëmé. Fónêtik bahasa Gayó iadòpsi ari fónêtik bahasa internasiònal (Arab dën Éŋgris).

Sementara, fonetik adalah ilmu yang mempelajari dari segi produksi dan artikulasi fisik tidak tergantung di dalam sistem. Fonetik Bahasa Gayo diadopsi dari fonetik bahasa internasional (Arab dan Inggris).

Iwanni bahasa Gayó perlu kehati-hatiën cara pêŋucëpën vòkal iwanni sara lêma atawa kata mênurut alpabet si sêrupê ikë gêrê iòsah tênê fónêtiké kêrna êŋuk mu…êbëbni pêrubahën makna. Ara 32 (tigê puluh due) kònsònan dën 10 (sêpuluh) vòkal iwanni bahasa Gayó mòdèrën. Ara 4 (òpat) vòkal e, 2 (ròa) vòkal o, dën 2 (ròa) vòkal u.

Dalam Bahasa Gayo perlu kehati-hatian cara pengucapan vocal dalam satu lema atau kata menurut alphabet yang serupa, kalau tidak diberikan tanda fonetiknya karena dapat menyebabkan perubahan makna. Ada 32 konsona dan 10 vokal dalam Bahasa Gayo modern, ada 4 vokal e, dua vocal o dan dua vocal u.

Guru bahasa Inggris ini yang sampai saat ini masih mengikuti Internasional online class dari Amerika 1-2x seminggu, juga menjelaskan secara detil diakritik vocal Bahasa Gayo, yang juga dicontohkan dalam bahasa Latin dan Inggris.

Abdussalam juga menjelaskan fónêtik dan penulisan Bahasa Gayo diadopsi dari pedoman translitêrasi Arab-Latin,mênurut Kêputusën Bêrsama Mêntêri Agama dën Mêntêri Pêndidikën dan kebudayaan Nómór: 158 Taun 1987 - Nómór: 0543 b/u/1987 dan Peraturan Menteri P & K yang menetapkan bahasa Inggris sebagai pelajaran SMP-SMA tahun 1967.

Apa yang disampaikan Abdussalam merupakan ilmu yang sangat bermanfaat untuk menjaga Bahasa Gayo agar tetap lestari tidak digerus jaman, para peserta juga terlihat sangat antusias untuk mencoba menulis bahasa Gayo, dengan diakritik yang dapat dibaca oleh semua manusia di dunia.

GACc sudah melakukan gebrakan mengadakan pelatihan fonology Bahasa Gayo, diharapkan akan muncul tulisan tulisan dalam Bahasa Gayo yang seuai dengan kaidah, sehingga tidak lagi salah dalam menafsirkan, karena sudah sesuai dengan Fonoloy Bahasa Gayo.

Sudah saatnya penulisan Bahasa Gayo dibudayakan dan dapat dibaca oleh semua manusia di berbagai belahan dunia.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI