Rabu, 16 April 2025
Beranda / Kolom / Islamic Theology: Pengaruh Ilmu Kalam pada Abad Modern

Islamic Theology: Pengaruh Ilmu Kalam pada Abad Modern

Selasa, 15 April 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Insanul Arief

Insanul Arief, Mahasiswa Al Azhar Mesir. [Foto: HO/dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Kolom - Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika dan filsafat.

Para ulama memiliki pandangan berbeda dalam mendefinisikan ilmu kalam. Misalnya, menurut Ibnu Khaldun, yang dimaksud ilmu kalam adalah ilmu yang mengandung beberapa argumen rasional untuk membela aqidah-aqidah imannya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah. Menurut Al-‘iji, ilmu kalam adalah ilmu yang mengerahkan kemampuan logika untuk menetapkan aqidah agama (Islam) dengan mengajukan argumentasi yang kritis untuk membantahkan dan melenyapkan syubhat (keraguan) yang telah terjadi. 

Dan masih banyak definisi terkait ilmu kalam. Melalui definisi tersebut ilmu kalam berisi argumen-argumen rasional yang sangat baik digunakan oleh mu’tazilah di masanya untuk membantah teologi Non-Islam, yang mana argumen tersebut sangat efektif dimasanya dan di tangan mu’tazilah yang mampu mengislamkan banyak penganut-penganut Non-Islam. Selain dari itu, ilmu ini sangat diperlukan kemampuan kita untuk berfikir kritis supaya bisa membuktikan keabsahannya atau membantah syubhat (keraguan) yang terjadi serta meyakinkan umat Islam dengan pola logika aqidah Islam yang tepat dan benar.

Oleh karena itu, Ilmu kalam pada abad modern sangatlah bermanfaat bagi seluruh manusia, khususnya penuntut ilmu. Salah satunya membentuk pemahaman yang kritis terhadap konsep-konsep islam.

Ilmu kalam mengajarkan kita pemahaman agama tidak hanya sebatas dengan teks, tetapi juga menggunakan akal dan logika dalam menetapkan kepercayaan keagamaan (Islam) dengan bukti yang meyakinkan. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk pemahaman yang terbuka dan moderat. Di tengah perkembangan zaman modern, ilmu kalam mengatasi tantangan-tantangan ideologi, sosial, dan syubhat ataupun keraguan. 

Melalui pengajaran ilmu kalam kita dapat berfikir kritis dalam mengaplikasikan konsep-konsep islam secara kontekstual dan relevan.

Dalam menghadapi berbagai macam pemikiran bebas di era modern, ilmu kalam memiliki pengaruh besar dalam landasan pemahaman yang kokoh bagi kita. Seperti yang mengatakan Allah SWT berada di atas ‘arsyi dan Allah SWT ber-jism (mengisi kekosongan) dan Jism Allah SWT tidak sama seperti jism makhluk. Hal ini perlu disikapi dengan teliti dikarenakan sangat menyimpang dengan aqidah ketuhanan.

Dikarenakan analoginya Allah SWT bertempat dan Allah SWT menyerupai makhluk. Hal yang seperti inilah yang perlu diluruskan supaya terarah dan benar. Oleh karena itu sangat perlu untuk mendalami ilmu kalam, supaya benar argumen yang dipaparkan. selain itu, ilmu kalam juga berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan akidah Islam dari berbagai penyimpangan dan pemahaman yang keliru. Dengan mempelajari dan memperdalam ilmu kalam, kita dapat menambah argumen yang logis untuk menolak beberapa argumen yang sesat.

Dalam dunia digital yang semakin canggih, setiap cabang ilmu bisa menyebar secara masif dan efektif, tak terkecuali ilmu kalam. Oleh karena itu, pengajaran ilmu kalam harusnya tidak terbatas dalam ruang saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam media digital yang menjangkau banyak orang, terutama bagi anak muda. Selain itu, metode pengajaran ilmu kalam harus efektif dan sistematis supaya mudah dipahami. Metode yang seperti beginilah yang menjadi pendekatan ilmu kalam secara inklusif sesuai kebutuhan zaman sekarang, upaya memperkenalkan pemikiran islam yang moderat melalui pengajaran ilmu kalam dapat mengurangi radikalisasi di kalangan anak muda.

Dalam pendekatan ilmu kalam agar memperkuat keyakinan manusia (umat Islam) sangat dibutuhkan beberapa metode yang efektif, yaitu:

1. Metode Tradisional: mengubah pola pikir dari sisi yang kurang memadai menjadi lebih efektif. Contohnya, banyak perdebatan di kalangan anak muda muncul karena kurangnya toleransi. Metode ini bertujuan memperkuat logika dasar untuk mencegah konflik semacam itu.

2. Metode Analitik:  menjelaskan cara berpikir secara umum dan merinci retorika yang benar. Ilmu, khususnya ilmu kalam, memerlukan penyampaian yang sistematis agar mudah dipahami.

3. Metode Dialektika:  menekankan berpikir kritis, seperti penggunaan silogisme. Metode inilah yang menjadi titik temu suatu permasalahan, salah atau benarnya suatu pembahasan yang telah dipaparkan. Disebabkan jika benar muqoddimah (premis) yang dipaparkan, maka akan berbuah natijah (hasil) yang benar. Akan tetapi, jika premisnya salah, maka akan membuahi natijah (hasil) yang salah. Dikarenakan silogisme memberikan ruang untuk berfikir kritis supaya bisa membedakan argumen yang valid atau tidak. Maka oleh karena itu, upaya pendekatan ilmu kalam khususnya kepada anak muda sangatlah penting untuk diterapkan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam forum diskusi.

Diskusi keagamaan maupun non-keagamaan di berbagai kalangan anak muda sangatlah penting untuk diterapkan ilmu kalam, dikarenakan ilmu kalam membangun pandangan hidup yang kuat dan efektif serta konsisten dalam menghadapi moral dan etika masyarakat di era modern. 

Di tengah-tengah era milenial sekarang, diskusi keilmuan sangat diutamakan terutama diskusi ilmu kalam. Dengan mempelajari ilmu kalam, akan mudah memberikan masukan saat terdapat beberapa penyimpangan dalam masyarakat, terutama terkait pembahasan ketuhanan.

Pengaruh globalisasi yang dibawa oleh cara berpikir yang salah dapat menyusup secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini perlu untuk direlevansi supaya terarah dan butuh pendekatan terhadap ilmu kalam secara rasionalis yang dapat membantu menjawab syubhat (keraguan) serta memberikan landasan yang intelektual.

Dalam menghadapi tantangan zaman modern, ilmu kalam memiliki beberapa pendekatan penting sebagai berikut Pertama, Pendekatan rasionalis, yang menggunakan akal dan logika dalam menjawab persoalan serta memberikan argumen yang kuat dalam praktik keagamaan dan kebangsaan.

Kedua, Pendekatan moderat, yang menghindarkan dari sikap ekstrem dalam memahami ajaran Islam, serta menjadi jawaban atas tantangan sekularisme.

Ketiga, Pendekatan kontekstual, yang menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan zaman tanpa mengubah substansi.

Oleh karena itu, pentingnya bagi kita manusia terutama para penuntut ilmu untuk menerapkan pembelajaran ilmu kalam supaya terbiasa dalam berfikir kritis dan bisa mengaplikasikan dalam berbagai teori apa pun serta melenyapkan berbagai penyimpangan dari syubhat apa pun. 

Melalui tulisan singkat ini, diharapkan bagi kita supaya memperkuat keimanan kepada Allah SWT dan rasul-nya serta dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. [**]

Penulis: Insanul Arief, Mahasiswa Al Azhar Mesir

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dora
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar