kip lhok
Beranda / Kolom / Kedai Kopi, Tertatih Bertahan di Masa Pandemi

Kedai Kopi, Tertatih Bertahan di Masa Pandemi

Rabu, 14 April 2021 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nur Auliani

Ilustrasi minum kopi. [Foto: Shutterstock/gpointstudio]




Berawal dari seorang yang tidak memiliki pekerjaan lalu tertarik pada satu community coffee shop yang membuat ia ingin memulai usaha kedai kopi, dengan modal seratus juta (100 jt).

Tahun 2017 berdirilah nama kedai  "Kopi Paste” karena bekerja sama dengan pihak Kopi Paste lalu di awal tahun 2019 berganti nama menjadi “Krav Koffie”.  

Pada awal berdirinya kedai kopi ini pekerjanya hanya empat orang saja dan ketika berganti dengan nama Krav Koffie pekerjanya bertambah menjadi empat orang dan jadwalnya pun per shift empat orang pagi dan empat orang malam.

Saat memulai kedai kopi ini, pemilik kedai kopi sudah menggunakan mesin profesional dan sampai sekarang pun masih menggunakan mesin profesional. Omset perharinya mencapai dua juta rupiah dan perbulannya dapat mencapai enam puluh juta rupiah. 

Di masa pandemi tahun 2020, Krav Koffie membuka cabangnya dan menambahkan delapan orang pekerja dan berkembang pesat hingga saat ini. 

Dengan proses menggunakan bantuan mesin canggih menghasilkan kopi dengan rasa yang nikmat dan hasil yang sangat indah. Berkat penyetiman tangan yang berbakat menghasilkan karya yang indah di atas cairan kopi seperti cofee latte. Untuk membuat kopi seperti cofee latte tidaklah mudah membuatnya, harus dengan takaran yang pas agar menghasilkan gambar yang diinginkan.

Lokasi Krav Koffie ini tak jauh dari perkotaan di Kota Langsa, yaitu di Jln. Medan-Banda Aceh Alueberawe samping Lorong Ikmas.

Biasanya hari Jum’at kedai kopi ini tutup dan mulai buka Jum’at malam. Pengunjung di kedai ini tidak pernah sepi. Banyak mobil dan truk yang melakukan perjalanan jauh singgah hanya untuk membeli kopi olahan dari kedai ini, dan ada yang jauh-jauh datang hanya untuk mencicipi kenikmatan rasa olahan kopi dari Krav Koffie.

Sudah banyak pecinta kopi yang menjadi langganan di kedai ini. Dari yang muda hingga yang tua. Di belakang kedai ini terdapat store vape khusus untuk yang nge-vape. Anak muda yang punya komunitas sering berkumpul di kedai ini, misalnya komunitas game yang datang berkumpul sambil menikmati kopi bersama teman lainnya.

Tahun 2020 tidaklah mudah bagi pelaku industri kopi, termasuk jutaan petani kecil yang menanam 80% dari seluruh kopi di dunia. Secara keseluruhan, ada jutaan orang bergantung pada kopi untuk membuat dapur mereka tetap mengebul setiap hari, mulai dari transportasi, memanggang kopi, sampai menjual produk akhir. Barista dan pemilik kedai kopi adalah beberapa diantara banyak orang yang menutup usaha mereka saat pandemi Covid-19 terjadi dan lockdown diberlakukan. Beberapa diantaranya mereka tidak pernah membuka kedainya lagi.

Pandemi ini memang agak berat. umumnya orang minum kopi datang ke tempat dan ramainya di atas jam 7 malam. Dampaknya sangat terasa, bukan hanya bagi kedai kopi, tapi seluruh pengusaha juga merasakan. Persaingan di bisnis kedai kopi sangatlah sulit. Pemilik usaha kedai kopi akan bersaing memperebutkan pelanggan dengan sajian minuman kopi berkualitas, harga, hingga konsep gerai. Hal ini yang menjadikan daya tarik kedai kopi bagi konsumen.

Saya sendiri termasuk pencinta kopi. Rasa dan suasana kedai kopi menjadi pilihan bagi penikmat kopi. Pemilik usaha harus punya identitas yang kuat. Mereka harus menciptakan tempat nongkrong bagi konsumen. Apakah itu tempat nongkrong baik bagi komunitas bersepeda, komunitas motor, atau lain sebagainya. Itulah yang bisa menarik para konsumen untuk singgah di kedai kopi tersebut.

Saat ini kedai kopi lokal semakin menjamur dengan konsep ruang terbuka. Hal ini pun perlahan menggeser konsumen kopi dari cafe kelas atas ke tempat lebih sederhana. Menurut saya, persaingan memang semakin ketat karena banyaknya kedai kopi lokal yang menjamur. Namun semua bergantung pada pemilik usaha dalam menarik pelanggan.

Persaingan sangat ketat, istilahnya tiap tikungan banyak kedai kopi. Di Langsa saja sudah berapa banyak kedai kopi yang sedang ramai-ramainya untuk dijelajah. Tinggal pilih mau datang ke kedai kopi yang mana. Memang semuanya mesti bersaing secara benar dan paradigma orang minum kopi itu butuh duduk yang nyaman untuk sekedar ngobrol, ketemu dengan orang, atau sekedar menikmati kopi bagi pecinta kopi.

Saat ini di Langsa beberapa kedai kopi lama direhab ulang atau direnovasi kembali supaya menarik pelanggan berdatangan ke tempat mereka. Apalagi sekarang ini mendekati bulan puasa, renovasi ulang dilakukan agar bisa menarik pelanggan datang ke kedai tersebut.

Apalagi sekarang ini banyak anak muda yang titik kumpulnya di kedai kopi dan banyak juga mahasiswa yang duduk di kedai kopi untuk membuat tugas. Maraknya game online yang membuat perkumpulan anak muda pencinta game juga berkumpul di kedai kopi mencari wifi agar bisa main bareng. Inilah yang membuat kedai kopi banyak dipenuhi dengan anak muda dan menjadi perkumpulan.

Namun, dimasa pandemi ini harus tetap menjaga protokol kesehatan karena tidak sedikit kedai kopi yang didatangi oleh Satpol PP untuk merazia masker atau lain sebagainya hingga owner kedai kopi memasang spanduk peringatan tentang menjaga jarak atau dengan 4M. 

Nah, siapapun pencinta kopi yang suka kumpul di kedai kopi tetap jaga protokol kesehatan. Kopi dapat, sehat pun terjaga.[]

Penulis: Nur Auliani Mahasiswa IAIN LANGSA Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Peserta KPM Tematik 2021

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda