kip lhok
Beranda / Kolom / Pesona Sosok di Pilpres 2024

Pesona Sosok di Pilpres 2024

Minggu, 30 April 2023 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis: Risman A Rachman, Kolomis. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Kolom - Pilpres 2024 ternyata menarik. Calon-calonnya terbilang keren-keren. Ada Ganjar yang ramah dan energik. Ada Anies yang penuh ide, dan ada Prabowo yang penuh semangat. 

Manuver-manuvernya pun jadi asyik dan bikin penasaran. PDIP yang tiba-tiba menetapkan ">Ganjar jadi Capres padahal banyak yang menduga Puanlah pilihah Megawati. 

Sebelumnya, Surya Paloh dengan gagah berani memilih Anies walaupun bukan kadernya. Padahal, Anies tidak disukai oleh relasi politik Surya Paloh, bahkan juga dari sejumlah kader sendiri. 

Terbukti, langkah NasDem mendapat support dari PKS dan Demokrat yang juga rela tidak kekeh untuk menawarkan kadernya sendiri. 

Dan, manuver politik jelang Pilpres 2024 belum berakhir sampai di sini, sangat mungkin dipenuhi kejutan-kejutan, termasuk manuver politik dari Prabowo yang sempat menghadirkan Koalisi Besar, yang kemudian sangat mungkin mengecil karena PPP merapat memberi dukungan ke Ganjar. 

Golkar pun memainkan jurus-jurus politiknya. Sebagai partai tua dengan pengalaman panjang plus kader-kader berpengalaman tentu tidak sekedar menjadi penonton. Pertemuannya dengan Demokrat bisa jadi membuka area kemungkinan-kemungkinan lainnya, yang bisa jadi tidak terduga, bahkan tidak terbaca. 

Intinya, semua tokoh politik nasional sedang memainkan jurus-jurus yang membuat publik tidak terburu-buru “bertengkar” mati-matian karena semuanya sedang bergerak dinamis bahkan mistis, termasuk gerak-gerik Jokowi yang dibaca dengan beragam bacaan oleh banyak pengamat. 

Apapun itu, yang menjadi poin politik Indonesia saat ini dan ke depan adalah pertarungan politik hanya terjadi di musim Pemilu saja dan paska Pemilu semua sumber daya politik kembali menjalin kerjasama politik. 

Jadi, pertarungan politik di Indonesia bukan pertarungan politik yang memisahkan pemenang dan yang kalah secara permanen (lima tahun). Habis pemilu mereka akan berkawan di kabinet, di parlemen dan berkoalisi di Pilkada. 

Untuk itu, kita pemilih pun tidak usah menghabiskan energi untuk bertengkar, saling ngotot hingga membelah keluarga, pertemanan, dan lainnya, cukup hadapi dan jalani Pemilu ini dengan asyik, seasyik kita meneguk kopi sambil baca cerita Kho Ping Ho yang walaupun ada rasa pahitnya tetap kita teguk tanpa perlu mengatakan pahit sekali atau sebaliknya tanpa perlu juga berteriak mangat tat. 

Dan jika ada penyuguh kopi yang tidak asyik, kita tinggal pindah ke pembuat kopi lainnya tanpa perlu mencari argumen yang rumit-rumit. (Penulis:  Risman A Rachman, Kolomis)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda