kip lhok
Beranda / Kolom / Selayang Pandang Nova Iriansyah Berprestasi, Tetapi Dilabeli “Terburuk”

Selayang Pandang Nova Iriansyah Berprestasi, Tetapi Dilabeli “Terburuk”

Senin, 11 Juli 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Iskandar Muda
Iskandar Muda. [Foto: dok. pribadi]

Ada yang tersentak ketika ada anggota DPRA menyebutkan Nova Iriansyah “sebagai gubernur terburuk sepanjang sejarah Aceh. Status Aceh sebagai provinsi termiskin di Sumatera serta kelima di Indonesia, menjadi penilaian wakil terhormat dan menyebutkan tata kelola birokrasi yang buruk; Nova Iriansyah sebagai gubernur terburuk sepanjang sejarah Aceh."

Benarkah demikian? 

Kemiskinan Aceh

Mari kita lihat data sejak 2007 yang dirilis BPS. Pada tahun 2007 penduduk miskin 26,65%. Tahun 2008 penduduk miskin 23,53%, dan pada 2009 penduduk miskin 21,80%, sedangkan di tahun 2010 penduduk miskin 20,98%, sementara tahun 2011 penduduk miskin 19,57%. Label yang disematkan Aceh termiskin se-Sumatera.  

Selanjutnya 2012 semester I penduduk miskin 19,46% dan semester II sebesar 18,58%. Tahun 2013, semester I penduduk miskin 17,60% dan semester II mencapai 17,72%. Tahun 2014, penduduk miskin semester 1 sebesar 18,05% dan semester II sebesar 16,98%. Masih dengan label termiskin.

Kemudian 2015 semester I penduduk miskin 17,08% dan semester II capai 17,11%. Tahun 2016, penduduk miskin semester I sebesar 16,73% dan semester II mencapai 16,43%. Provinsi Aceh diberi gelar termiskin ke-2 se-Sumatera, setelah Bengkulu.

Pada tahun 2017 penduduk miskin semester I mencapai 16,89% dan semester II sebesar 15,92%. Tahun 2018, Semester I penduduk miskinnya 15,97% dan semester II mencapai 15,68%. Tahun 2019, penduduk miskin semester I sebesar 15,32% dan semester II mencapai 15,01%. Tahun 2020, semester I penduduk miskinnya 14,99% dan semester II sebesar 15,43%. Terakhir tahun 2021, semester I penduduk miskinnya 15,33% dan semester II mencapai 15,53%. 

Lagi-lagi, Aceh mendapat label termiskin se-Sumatera. 

Kemiskinan Aceh sudah terjadi sejak lama, tetapi mengapa isu tersebut baru diangkat pada masa akhir tugas Nova Iriansyah?  

Adilkah “dosa warisan” menjadi dasar label Nova sebagai “Gubernur Terburuk Sepanjang Sejarah Aceh”? Mengapa label tersebut tidak disematkan kepada gubernur sebelumnya? Bukankah dulu Aceh juga termiskin se-Sumatera?

Bila dihitung sejak tahun 2017 yang lalu sampai 2021, dimana Nova menjabat Gubernur Aceh, angka kemiskinan semester I dan II, menurun yaitu 1,53% dan 0,59%. Apakah ini bukan prestasi?

Melongok Gebrakan Nova Iriansyah

14 ruas jalan multiyears

Sekretaris Dinas PUPR Aceh Muhammad Yasir, menjelaskan, dari 14 ruas jalan pembangunan proyek multiyears, dua diantaranya sudah selesai. Yasir menjelaskan, sejarah peningkatan jalan batas Aceh Timur-Kota Karang Baru, merupakan bagian pembangunan infrastruktur Pemerintah Aceh sejak awal tahun 90-an, dan dapat diselesaikan pada tahun 2021.

"Saat ini dengan penanganan skema MYC TA 2020-2021, ruas jalan ini kini dapat dinikmati oleh masyarakat dengan nyaman dan aman," jelasnya.

Sementara itu, lanjut Yasir, untuk proyek Peningkatan Jalan Batas Gayo Lues - Babah Roet dibangun sepanjang 28.338 meter dimulai dari gerbang perbatasan Kabupaten Gayo Lues - Kabupaten Aceh Barat Daya dan berakhir di Simpang le Mirah Kecamatan. Babah Roet merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya. 

Dalam sambutan Gubernur Aceh saat peresmian jalan tembus Jalan Batas Aceh Timur dengan Karang Baru, Aceh Tamiang, Nova mengaku tidak menyangka pembangunan bisa terwujud sesuai target.  

Setelah jalan tersebut rampung akan disusul juga jalan batas Galus-Abdya yang saat ini dalam penyelesaian akhir serta ruas jalan multiyears lainnya yang juga selesai akhir tahun ini sebagaimana kontrak proyek dimaksud. 

 "Tiga ruas menuju Perlak-Lokop Desember selesai, jalan Sinabang-Sibugo Desember selesai, jalan Jantho-Lamno Oktober selesai. 

Kapal Aceh Hebat

Melongok ke masa sebelumnya, Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah bersama Bupati Aceh Jaya Drs. H. T. Irfan Tb melakukan launching pelayaran perdana kapal KMP hebat 1 yang diadakan di Pelabuhan Calang kecamatan Krueng Sabee, 09/03/2021, melansir dari aceh.antaranews.

Kini telah ada Kapal Aceh Hebat 1, 2 dan 3 yang telah dinikmati masyarakat Aceh.  

Hasil Fenomenal Sektor Pendidikan

Di bawah restu Nova Iriansyah, mendorong percepatan pembangunan pendidikan. Menurut Taqwallah Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, tahun 2022 ini ada 6.303 siswa lulus Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Data LTMPT, Aceh berada di peringkat 8 Nasional. Berdasarkan persentase, Aceh peringkat pertama siswa lolos Seleksi SBMPTN yaitu 37,01%.

Adakah pencapaian pendidikan sefenomenal ini sebelumnya?  

Apresiasi dan Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih dan rasa bersyukur masyarakat mengalir bagai air, di berbagai pelosok Aceh, seperti yang disampaikankan Bupati Aceh Tamiang, Aceh Barat Daya, dan Gayo Lues kepada Gubernur Nova Iriansyah yang sudah meresmikan dua dari 14 ruas jalan multiyears.  

Wakil Bupati Aceh Tamiang HT Insyafuddin yang mewakili Bupati mengatakan atas nama seluruh masyarakat Aceh Tamiang, ia menyampaikan terima kasih kepada Gubernur yang telah mengakomodir aspirasi masyarakat. 

"Alhamdulillah kami sangat bersyukur, pembangunan jalan penghubung sepanjang 15,1 kilometer ini telah rampung dilaksanakan," kata dia, mengutip humas.acehprov.go.id.

Hal senada atas beroperasinya Kapal Aceh Hebat, ribuan rakyat khususnya Simeulue, Sabang dan lintasan Kapal Aceh Hebat, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Aceh.

Usul Nama Jalan

Secara terpisah, anggota DPRA daerah pemilihan Aceh Tamiang, Asrizal H Asnawi, mengaku sangat bersyukur atas diresmikannya jalan batas Aceh Timur dengan Karang Baru, Aceh Tamiang.

Dia mengungkapkan, tahun 2005 silam dirinya mengusulkan kepada Bupati Aceh Tamiang agar jalan tersebut dialihkan menjadi milik provinsi. Sehingga sejak tahun 2016, Pemerintah Aceh berkewajiban membiayainya dengan APBA. Cuma anggarannya paling banyak Rp30 miliar.

“Dengan segala dinamika yang ada ada di DPRA sampai menjadi salah satu bahan hak angket DPRA. Namun Pemerintah Aceh di bawah komando Ir Nova Iriansyah tetap kekeuh (bersikeras) melanjutkan pembangunan jalan tersebut dengan pola tahun jamak atau multiyears,” ujar Asrizal.

“Alhamdulillah hari ini jalan tersebut tuntas dibangun dan ini akan menjadi legacy atau warisan bersejarah dari Ir Nova sebagai Gubernur Aceh,” sebut politisi PAN ini.

Menurutnya, jalan itu tidak akan tuntas tanpa ada tekad yang kuat dari Gubernur Nova. Paling tidak, jalan itu baru akan selesai pada 2030 setelah sebagian jalan lainnya yang telah dibangun mengalami kerusakan.

Karena itu, atas nama masyarakat Aceh Tamiang, dia mengusulkan agar nama Ir Nova Iriansyah ditabalkan sebagai nama jalan.

“Atas nama masyarakat Aceh Tamiang, sebagai Anggota DPRA asal Aceh Tamiang, saya mengusulkan nama jalan yang diresmikan itu ditabalkan jadi Jalan Ir Nova Iriansyah,” usul Asrizal melansir indojayanews.com.

Menyimak gebrakan Nova untuk mewujudkan Aceh Hebat, dan apa yang sudah dilakukannya, bukankah ini prestasi hebat? Layakkah Nova Iriansyah menyandang gelar “Gubernur Terburuk Sepanjang Sejarah Aceh”?.***

Penulis: Iskandar Muda, Kolomnis yang tinggal di Gayo Lues

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda