Kamis, 06 November 2025
Beranda / Berita / Nasional / 369 Remaja Jadi Peer Educator untuk Cegah Kawin Anak dan Kenakalan Remaja

369 Remaja Jadi Peer Educator untuk Cegah Kawin Anak dan Kenakalan Remaja

Kamis, 06 November 2025 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Ahmad Zayadi. [Foto: Humas Kemenag]


DIALEKSIS.COM | Surabaya - Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama (Kemenag) terus menguatkan peran remaja sebagai agen perubahan dalam membangun generasi tangguh, berkarakter, dan bebas dari perilaku berisiko. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelarPeer Educator Bimbingan Remaja di Surabaya, Rabu (5/11/2025).

Program ini melibatkan 369 remaja dari tujuh provinsi, yaitu Medan (30 peserta), NTB (34), Lampung (15), Kalimantan Selatan (69), Jawa Tengah (21), Banten (60), Jawa Timur (80), dan Jawa Barat (60). Mereka berasal dari berbagai madrasah dan sekolah, di antaranya SMK Wachid Hasyim Pasuruan, MA Tachsinul Akhlaq Surabaya, MAN Surabaya, dan MA Darul Ulum Sidoarjo.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Ahmad Zayadi, menjelaskan, program ini dirancang untuk membentuk duta remaja yang dapat menjadi perpanjangan tangan Kemenag dalam mengedukasi teman sebaya. 

“Sebagai duta, mereka memiliki semangat dan pengalaman untuk mencegah perkawinan anak serta seks pranikah. Ini adalah tugas yang sangat mulia,” ujar Zayadi saat membuka kegiatan.

Zayadi menambahkan, Peer Educator tidak hanya berperan memberi sosialisasi, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan di kalangan remaja. 

“Mereka bertindak sebagai agen strategis untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya judi online, kenakalan remaja, serta perkawinan anak,” terangnya.

Menurutnya, pendekatan sebaya menjadi strategi yang efektif karena komunikasi antarremaja berlangsung lebih terbuka dan setara. 

“Keterlibatan remaja sangat penting karena mereka lebih mudah memahami persoalan sosial di lingkungannya dan mampu menularkan semangat perubahan secara alami,” jelasnya.

Zayadi menekankan bahwa tantangan remaja di era digital semakin kompleks. “Tantangan zaman sekarang luar biasa. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi perlu dimulai sejak dini agar remaja siap menghadapi masa depan dengan karakter kuat, kesadaran sosial, dan spiritual yang kokoh,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, menuturkan bahwa program Peer Educator merupakan bagian dari ikhtiar Kemenag dalam membangun generasi yang mampu menavigasi tantangan zaman dengan nilai-nilai Qur’ani.

“Melalui program ini, para siswa diharapkan mampu mengenali tantangan era digital, mengambil keputusan yang tepat, dan membangun keterampilan hidup sehat untuk mencegah perkawinan anak serta perilaku berisiko lainnya,” kata Zudi.

Ia menambahkan, para peserta juga dibekali keterampilan kepemimpinan dan komunikasi publik agar dapat menjadi panutan di lingkungan madrasah maupun sekolah. “Pembinaan remaja adalah langkah awal membangun keluarga yang kuat, sehat, dan berdaya, yang dimulai dari kesiapan generasi muda secara spiritual, emosional, dan sosial,” ujarnya.

Zudi berharap, gerakan Peer Educator ini dapat menumbuhkan ekosistem remaja yang saling menguatkan, mendorong perilaku positif, serta memperkokoh pondasi keluarga sakinah sejak dini--menuju generasi unggul Indonesia Emas 2045. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI