kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / 8 Dampak Covid-19 Sampai Hari Ini Menurut Menkeu

8 Dampak Covid-19 Sampai Hari Ini Menurut Menkeu

Jum`at, 17 April 2020 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR. [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan delapan dampak utama dari virus corona atau Covid-19 terhadap perekonomian nasional.

Menurut dia, dampak pandemi ini terjadi hampir di semua lini, mulai dari tenaga kerja sampai kinerja industri di tanah air.

“Untuk pekerja yang dirumahkan dan kena PHK, lebih dari 1,5 juta,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers online di Jakarta, Jumat (17/4/2020). Dari jumlah ini, 90 persen dirumahkan dan 10 persen kena-PHK. Sebanyak 1,24 juta orang adalah pekerja formal dan 265 ribu pekerja informal.

Berbagai dampak ini disampaikan Sri Mulyani di tengah meluasnya penyebaran virus corona. Hingga hari ini, jumlah kasus positif corona sudah mencapai 5.516. Kasus ini sudah terjadi di 34 provinsi seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 548 orang sembuh dan 496 meninggal dunia.

Selanjutnya dampak kedua, PMI Manufacturing Indonesia mengalami kontraksi atau turun hingga 45,3 pada Maret 2020. Padahal dari angka terakhir yaitu Agustus 2019, PMI Manufacturing masih berada di angka 49.

Adapun PMI Manufacturing ini menunjukkan kinerja industri pengolahan, baik dari sisi produksi, permintaan baru, hingga ketenagakerjaan.

Ketiga, impor pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).

Keempat, Inflasi Maret 2020 mencapai 2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan beberapa komoditas pangan.

Kelima, 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan sepanjang Januari-Maret 2020. Rinciannya yaitu 11.680 untuk penerbangan domestik dan 1.023 untuk penerbangan internasional.

Keenam, kunjungan turis turun hingga 6.800 per hari, khususnya turis dari Cina.

Ketujuh, angka kehilangan pendapatan di sektor layanan udara mencapai Rp 207 miliar. Sekitar Rp 4,8 di antaranya disumbang dari penerbangan dari dan ke Cina.

Lalu terakhir, penurunan okupansi pada 6 ribu hotel turun hingga 50 persen.

Selain itu, kata Sri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama juga memperkirakan potensi kehilangan devisa pariwisata bisa mencapai setengah dari tahun lalu. (Tempo)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda