kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Ahli Kesehatan Perkirakan Kasus Diabetes Pada Anak dan Remaja Bakal Naik

Ahli Kesehatan Perkirakan Kasus Diabetes Pada Anak dan Remaja Bakal Naik

Minggu, 01 Januari 2023 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Gambar ilustrasi. [Foto: Pixabay]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sejumlah ahli di Amerika Serikat memperkirakan diabetes pada anak-anak dan remaja di negara tersebut akan melonjak drastis dalam beberapa dekade mendatang. 

Dilansir dari USA Today, penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan pada 2060, ada 220.000 orang berusia kurang dari 20 tahun yang memiliki diabetes tipe 2, meningkat hampir 700 persen. Sementara untuk diabetes tipe 1 yang lebih umum dialami orang muda, diperkirakan meningkat sebesar 65 persen.

Secara keseluruhan, temuan tersebut memperkirakan bahwa lebih dari setengah juta orang muda di Amerika Serikat bisa mengalami diabetes pada 2060 seandainya kondisi saat ini terus berlanjut dan populasi terus bertambah. Di 2017 saja, American Diabetes Association Diabetes Care menyebut kasusnya mencapai 213.000.

Ahli endokrin anak di Wayne State University Dr. Colleen Buggs-Saxton mengatakan mskipun ada hubungan yang diketahui antara diabetes tipe 2 dan obesitas, tetapi sangat disayangkan masih belum ada kemajuan yang berarti dalam mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada anak-anak.

Dalam studi tersebut, peneliti mengatakan bahwa perkiraan peningkatan selama empat dekade mendatang ini berasal dari proyeksi peningkatan populasi, yang mengarah ke pelebaran perbedaan yang substansial di antara kelompok ras dan etnis dalam prevalensi diabetes tipe 2.

Selain itu, para peneliti juga mengatakan mungkin ada penjelasan tentang fenomena ini, termasuk tingkat obesitas anak yang tinggi. Selain itu, diabetes yang terjadi saat masa kehamilan pada ibu juga meningkatkan risiko diabetes pada anak.

Temuan lain para peneliti adalah orang-orang muda kulit hitam, Hispanik/Latin, Asia, Kepulauan Pasifik, Indian Amerika, dan pribumi Alaska memiliki tingkat diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

“Kesenjangan yang diproyeksikan sangat mengkhawatirkan,” ujar Dr. Luohua Jiang, seorang peneliti diabetes di University of California, Irvine. Dia menambahkan, sangat penting untuk mendidik pemuda Amerika tentang gaya hidup sehat dan cara-cara potensial untuk mencegah diabetes di awal kehidupan mereka untuk meratakan kurva diabetes kaum muda yang meningkat dengan cepat di antara populasi minoritas.

Diabetes tipe 1 merupakan kondisi kronis yang sering muncul di awal kehidupan dan terjadi saat pankreas gagal menghasilkan cukup insulin. Sementara diabetes tipe 2 biasanya berkaitan dengan gaya hidup dan berkembang seiring waktu.

Di Amerika Serikat, diperkirakan 283 ribu anak-anak dan remaja di bawah usia 20 tahun telah didiagnosis menderita diabetes. Berdasarkan data terbaru dari CDC, mayoritas, atau 244.000 di antaranya adalah diabetes tipe 1.

Hasil studi juga menunjukkan adanya peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja. Antara 2017 dan 2020, sekitar 14,7 juta anak dan remaja di Amerika Serikat mengalami obesitas.

Di Indonesia sendiri, jumlah kasus diabetes melitus pada anak mengalami peningkatan selama pandemi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1213 kasus DM tipe 1, sementara untuk kasus DM tipe 2 secara luas belum diketahui. Tetapi di RS Cipto Mangunkusumo, tercatat ada 5 pasien sejak 2014 hingga 2015.

Kemudian pada November 2021 silam, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap jika jumlah kasus diabetes melitus pada anak mencapai 1.346, dimana 167 di antaranya terkena diabetes melitus tipe 2. Bahkan angka tersebut baru didapat dari laporan 50 anggota IDAI. Ini artinya, ada kemungkinan angkanya jauh lebih besar di masyarakat.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya?

Para ahli mengatakan, mengobati obesitas sebagai penyakit kronis dengan rencana perawatan yang dipersonalisasi dapat membantu. Mengubah pola makan anak harus melibatkan seluruh keluarga, dan menggunakan alat seperti monitor glukosa terus menerus juga bisa memotivasi pasien untuk membuat perubahan.

Tetapi Buggs-Saxton mengatakan beberapa anak mungkin butuh lebih dari sekadar olahraga dan perubahan pola makan. Mereka mungkin perlu pengelolaan obat tetapi mungkin menghadapi tantangan sistematis untuk mendapatkan obat yang sebenarnya bisa membantu. Menjembatani kesenjangan antara penelitian dan implementasi praktis adalah sesuatu yang diperlukan.(Mainmainid)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda