kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Akhirnya Nyak Sandang Bertemu Presiden Jokowi

Akhirnya Nyak Sandang Bertemu Presiden Jokowi

Rabu, 21 Maret 2018 21:48 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres

Dialeksis.com, Jakarta-- Keinginan Nyak Sandang untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo akhirnya terwujud. Presiden menerima Nyak Sandang di Istana Merdeka pada Rabu (21/3/ 2018) sekitar pukul 18.25 WIB.

Dilansir dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Nyak Sandang datang ditemani oleh dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar. Mereka terbang dari Aceh Selasa (20/3) kemarin.

"Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden," kata Maturidi menerjemahkan Nyak Sandang yang selama berbincang dengan Presiden menggunakan bahasa Aceh.

Foto: Laily Rachev - Biro Pers SetpresFoto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres

Dalam pertemuannya dengan Kepala Negara ini Nyak Sandang pun mengutarakan beberapa permohonan kepada Presiden. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak.

Foto: Laily Rachev - Biro Pers SetpresFoto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres

"Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," jawab Presiden.

Selain itu, Nyak yang berusia 91 tahun pun meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Presiden pun menjawab bahwa nanti akan dikirimkan tim untuk mengecek kondisi di sana.

Permintaannya yang ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji. "Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua," lanjut Maturidi.

Terkait hal ini, Presiden mengatakan bahwa dirinya akan mengupayakannya dan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Presiden pun menawarkan untuk umroh terlebih dahulu.

Foto: Laily Rachev - Biro Pers SetpresFoto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres

"Mengingat haji kan ada antriannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama," kata Presiden.

Nyak Sandang kemudian menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden. Seperti diketahui, Nyak Sandang adalah salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.

Foto: Laily Rachev - Biro Pers SetpresFoto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres

Hal ini berawal dari tahun 1948 saat Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka. Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.

Foto: Laily Rachev - Biro Pers SetpresFoto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres

Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.

Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Presiden.

"Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami," ungkap Nyak Sandang.

(Laporan Bey Machmudin/ Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden )

Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda