DIALEKSIS.COM | Jakarta - Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2, untuk mendukung produktivitas budidaya perikanan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, sebagai pilot project Kampung Industri.
Kerja sama antara ASPRINDO dan GQSP Indonesia Fase 2 ditandatangani bersama antara Ketua Umum ASPRINDO Jose Rizal dengan National Chief Technical Advisor GQSP Indonesia Sudari Pawiro, disaksikan Sekretaris Jenderal Ditjen PDSPKP, Machmud, SP, MSc. di Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan RI pada Kamis (22/5/2025).
GQSP Indonesia Fase 2 merupakan program yang dilaksanakan secara bersama oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai mitra utama, dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai co-partner.
Program ini merupakan bagian dari Global Quality and Standards Programme (GQSP) yang dibiayai dengan hibah dari pemerintah Swiss melalui Switzerland’s State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dan dilaksanakan mulai tahun 2024 sampai dengan pertengahan tahun 2026.
Kampung Industri sendiri merupakan program kerja ASPRINDO yang bertujuan mewujudkan sebuah kawasan menjadi sebuah ekosistem usaha yang memiliki produk unggulan, dikelola oleh mayoritas penduduk kawasan bekerjasama dengan pengusaha yang tergabung di dalam ASPRINDO, dioperasikan secara terintegrasi dari produksi hingga menjadi produk konsumsi, dan dengan prinsip pembagian kemanfaatan yang bersifat win-win bagi semua subsistem yang terlibat dalam industri tersebut.
“Karena ini adalah pilot project dengan target pasar global, tentu membutuhkan bimbingan khusus agar proyek ini mampu menerapkan international best practice dan nantinya bisa didiplikasi untuk wilayah lain,” terang Jose.
Tiga Rantai Nilai
GQSP Indonesia Fase 2 dirancang untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiki akses pasar dalam dan luar negeri bagi rantai nilai (value chain) perikanan budidaya yang terpilih melalui peningkatan kapasitas para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya.
Secara khusus program ini berupaya untuk memperkuat prasarana mutu rantai nilai perikanan budidaya (quality infrastructures), memperkuat kapasitas pelaku usaha UMKM pembudidaya, pedagang, dan pengolah agar mampu memenuhi persyaratan mutu dan standar yang ada (SMEs compliance), serta meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan terhadap mutu (quality awareness).
“Pada Kampung Industri ASPRINDO, tiga rantai nilai perikanan budidaya unggulan yang akan disasar, meliputi bididaya udang, bandeng, dan rumput laut. Pendampingan yang dilakukan GQSP mulai dari hulu yakni pada fase pembenihan dan budidaya, sampai pada hilir, yaitu pada fase pengolahan. Pelaku usaha ASPRINDO nantinya akan dilatih dan didampingi tenaga ahli untuk memahami cara-cara berproduksi yang baik, produktif, berkelanjutan, sehingga memenuhi syarat pasar global, termasuk di dalamnya sertifikasi,” papar Jose.
Ia berharap proyek percontohan Kampung Industri ASPRINDO di Kabupaten Paser ini, dapat segera dikembangkan di wilayah lain yang memiliki karakteristik produk unggulan yang sama. Menurut Jose, dua per tiga wilayah negara kita adalah laut. Sungguh menyedihkan jika kita tidak bisa mengembangkan hasil-hasil perikanan kita menjadi produk unggulan.
“Saya bermimpi dan berusaha mewujudkan agar setiap DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) ASPRINDO di setiap provinsi memiliki Kampung Industri. Baik di bidang perikanan, pertanian/peternakan atau pariwisata. Mungkin dengan cara ini, ASPRINDO membantu anggotanya - pengusaha pribumi - naik kelas, sekaligus menjadi pengusaha yang kuat. Dan semoga kelak Program Kampung Industri menjadi legacy ASPRINDO untuk negeri ini,” pungkas Jose. [*]