kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Bambang Harymurti: Media Cetak Alami Penurunan Drastis Sejak Akhir 2017

Bambang Harymurti: Media Cetak Alami Penurunan Drastis Sejak Akhir 2017

Selasa, 01 Februari 2022 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki

Bambang Harymurti. [Foto: Tempo/Arnold Simanjuntak]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - CEO PT Tempo Inti media Tbk, Bambang Harymurti memaparkan tantangan kemerdekaan dan kebebasan pers tahun 2022.

Ia mengatakan, sesuai laporan Serikat Perusahaan Suratkabar (SPS) yang disampaikan pada peringatan hari pers nasional 2017 di Ambon bahwa tanda-tanda penurunan terbitan terdeteksi semenjak tahun 2013. 

"Hal ini terlihat dari mulainya penutupan secara parsial, bahkan total berbagai media cetak yang besar," kata Bambang, dikutip dari kanal Youtube Lembaga Pers Dr. Soetomo, Selasa (1/2/2022).

Ia juga menyampaikan, tekanan untuk penutupan media cetak terutama koran mulai menderas pada akhir tahun 2017.

"Koran cetak menjadi korban awal karena pendapatan utamanya adalah iklan mengalami penurunan drastis," ucapnya dalam diskusi tersebut.

Tidak hanya itu, pada pertengahan 2017 saja sudah terjadi penurunan mencapai 40%. Akibatnya dalam kurun waktu 5 tahun saja (2013-2017), jumlah penerbitan anjlok dari 1.254 penerbitan pada 2013 menjadi 850 penerbitan 2017. 

"Artinya 404 penerbitan tutup dalam kurun waktu lima tahun atau lebih dari 80 setiap tahunnya," tuturnya.

Namun di sisi lain digital dapat membuka peluang. Jika jurnalis optimis minat pembaca naik drastis atau bisa jadi pesimis andaikata pendapatan iklan turun secara drastis, kata Bambang.

Wakil Ketua Dewan Pers Periode 2010-2013 itu juga menyebut, ada beberapa alasan kenaikan keterbacaan tidak menaikkan pendapatan iklan.

Pertama, kenaikan keterbacaan terjadi di media versi digital sedangkan media cetak menurun. Kedua, tarif iklan medium digital jauh lebih murah ketimbang tarif iklan medium cetak.

Ketiga, iklan digital mudah dimonitor efektifitasnya dengan akses data yang akurat dan diperoleh secara cepat dan langsung, sedangkan efektifitas iklan cetak memerlukan waktu dan biaya lebih mahal untuk memantau efektifitasnya dengan tingkat akurasi jauh lebih rendah. 

"Sekarang lebih banyak pesaing digital itu, pemainnya lebih banyak," tambahnya lagi.

"Akan tetapi dari sisi iklan 70% iklannya diambil oleh google dan facebook padahal iklan digital jauh lebih murah dari media cetak," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda