kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / BPOM: Perubahan Bahan Baku Jadi Sebab Kecolongan EG di Obat

BPOM: Perubahan Bahan Baku Jadi Sebab Kecolongan EG di Obat

Kamis, 27 Oktober 2022 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Kepala BPOM Penny K Lukito. [Foto: Kompas]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengakui terdapat indikasi yang mengarah pada perubahan baku obat sebagai penyebab ditemukannya kandungan etilen glikol (EG) dalam sejumlah obat sirop yang beredar di Indonesia. 

"Ada pertanyaan kenapa ini obat sudah dipakai lama tapi kok baru sekarang? ya itu bisa dimungkinkan karena perubahan bahan baku ini, dan itu ada indikasi kita," kata Kepala BPOM Penny K Lukito di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, Kamis (27/10). 

"Penelusuran teman-teman pengawas distribusi, selama pandemi ini mereka berubah suppliernya menjadi supplier kimia. Jadi bukan supplier pedagang besar farmasi," imbuhnya.

Penny kemudian menjelaskan dalam teknis pengawasan, pihaknya melakukan pemeriksaan pada bahan baku pharmaceutical grade yang masuk kategori larangan dan pembatasan (Lartas). Barang-barang tersebut harus mendapatkan izin BPOM baru boleh masuk ke Indonesia. Ia juga menyebut pengawasan itu dilakukan secara ketat.

Sementara bahan pelarut seperti propilen glikol (PG) dan polietilen glikol (PEG) merupakan bahan pelarut yang diimpor melalui kategori non lartas, sehingga bukan masuk pemeriksaan BPOM, melainkan Kementerian Perdagangan.

"Di sinilah makanya dilakukan penelusuran lebih lanjut lagi oleh pihak kepolisian, terutama kemana lagi ini perginya," ujar Penny.

Lebih lanjut, Penny juga mengakui pihaknya selama ini tidak melakukan pemeriksaan rutin terhadap adanya cemaran EG dan DEG pada obat sirop.

Penny menyebut hal itu terjadi lantaran menurutnya hingga saat ini, belum ada pakem internasional yang mengharuskan dan mengatur soal pemeriksaan kedua senyawa itu dalam komponen pembuatan obat.

"Sekarang belum ada standar, harusnya sudah ada ya karena kejadiannya ini juga sudah lama. Tapi kalaupun belum ada standar internasional, kita akan menciptakan standar sendiri, jadi itu yang kami akan usulkan juga," ujar Penny.(CNN Indonesia)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda