Beranda / Berita / Nasional / Finlandia Jadi Contoh Sukses Penerapan Kartu Prakerja

Finlandia Jadi Contoh Sukses Penerapan Kartu Prakerja

Sabtu, 18 April 2020 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Laman resmi Kartu Prakerja. [dok. Kompas]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Guna mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona atau Covid-19, pemerintah mempercepat realisasi program Kartu Prakerja 2020 menjadi bulan April. Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun untuk Kartu Pekerja.

Nantinya, pendaftar yang diterima, bisa mendapatkan dana sebesar Rp 3.550.000 yang bisa dipakai untuk membayar biaya pelatihan dan insentif. Dana tersebut akan ditransfer lewat rekening bank atau dompet digital (e-wallet).

Kartu Prakerja 2020 ( daftar Prakerja) terbuka untuk mereka yang sudah bekerja dan berwirausaha. Daftar Kartu Prakerja tak hanya dikhususkan untuk yang berstatus pengangguran ataupun korban PHK. Cara daftar Kartu Prakerja dilakukan secara online di www. prakerja.go.id.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 13 Juni 2019, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro saat itu mengatakan, adanya Kartu Prakerja bukan berarti sekadar menggaji pengangguran.

Memang diperuntukan bagi yang belum bekerja, tapi fungsinya sebagai penunjang selama proses membentuk keahlian diri sebelum terjun ke dunia kerja.

"Prakerja itu menyiapkan mereka agar bisa masuk ke lapangan kerja. Tapi harus ikut pelatihan dulu. Jadi bukan unemployment benefit, tapi benar-benar menyiapkan orang ke pasar kerja," ujar Bambang.

Bisa dibilang, lanjut dia, Kartu Prakerja mencontoh konsep yang diterapkan oleh pemerintah Finlandia dalam mengatasi masalah pengangguran. Negara Skandinavia itu memberikan akses luas bagi warganya untuk belajar coding, di mana bahasa pemprograman sangat penting sebagai pondasi teknologi IT agar bisa maju pesat.

Dalam program tersebut, Finlandia memberikan akses pelatihan coding yang tak hanya diperuntukan untuk tenaga ahli di bidang komputer, namun bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas.

"Ini akan menjadi nilai tambah dia, bahwa dia bisa coding. Sehingga lapangan kerja jadi lebih inklusif, memberikan kesempatan setiap orang untuk menciptakan skill atau reskilling, atau upskilling atau ditingkatkan kualitasnya," kata Bambang.

Hasilnya, Finlandia kini jadi salah satu negara kiblat untuk teknologi IT. Industri-industri terkait IT juga berkembang pesat karena melimpahnya sumber daya terampil.

"Kalau kursus yang paling penting dia punya sertifikat bahwa dia bisa bekerja apa dengan level apa. Kursus kan tidak langsung jadi profesional, tapi paling tidak sudah menguasai basic-nya," kata Bambang.

Sebagai informasi, bagi pendaftar Kartu Prakerja 2020 yang dinyatakan lolos seleksi, pemerintah memberikan dana sebesar Rp 3.550.000 yang dialokasikan untuk membayar biaya pelatihan (kursus online) dan insentif bagi pesertanya.

Pagu untuk membayar pelatihan ditetapkan sebesar Rp 1.000.000. Sementara untuk insentif, terdiri dari dua bagian yakni insentif pasca-penuntasan pelatihan pertama sebesar Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan (Rp 2.400.000).

Kemudian insentif pasca-pengisian survei evaluasi sebesar Rp 50.000 per survei untuk 3 kali survei (Rp 150.000). Peserta dapat mengambil pelatihan selanjutnya apabila sudah menuntaskan pelatihan yang pertama.

Jika telah menerima dana tersebut di rekeningnya, maka peserta Kartu Pekerja bisa memilih pelatihan atau kursus yang disediakan secara online. Ada delapan mitra yang ditunjuk pemerintah sebagai penyelenggara pelatihan Kartu Pekerja di Prakerja.go.id.

Ada delapan mitra penyedia pelatihan online yang ditunjuk pemerintah antara lain Tokopedia, Bukalapak, Skill Academy by Ruangguru, MauBelajarApa, HarukaEdu, PijarMahir, Sekolah.mu dan Sisnaker. Sementara untuk mitra pembayarannya menggunakan Link Aja, OVO, dan Bank BNI.

Harga Pelatihan online Kartu Prakerja yang ditawarkan bervariatif. Di platform pelatihan online Skill Academy yang dimiliki Ruangguru, harga paket pelatihan yang ditawarkan dari paling rendah Rp 168.000 hingga paling mahal Rp 1.000.000. (Kompas)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda