DIALEKSIS.COM | Aceh - Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat berdampak pada mahasiswa perantauan yang menempuh pendidikan di Pulau Jawa. Sejumlah gubernur memastikan bantuan agar para mahasiswa tetap bisa melanjutkan studi meski keluarga mereka di daerah asal terdampak musibah.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan akan membantu mahasiswa asal Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang berkuliah di wilayahnya. Bantuan meliputi biaya kos selama tiga bulan serta kemudahan pembayaran biaya kuliah melalui koordinasi dengan pimpinan perguruan tinggi.
“Biaya kos kita bantu tiga bulan. Untuk biaya kuliah, saya sudah berkomunikasi dengan rektor masing-masing agar diberikan kemudahan,” kata Ahmad Luthfi saat bertemu mahasiswa di Asrama Mahasiswa Aceh, Tembalang, Semarang, Selasa, 9 Desember 2025.
Luthfi juga menjanjikan dukungan logistik serta memastikan kebutuhan dasar mahasiswa tetap terpenuhi. Ia menyebut kebijakan tersebut sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas bencana yang menimpa daerah asal para mahasiswa.
Selain bantuan finansial, Pemprov Jawa Tengah mengupayakan fasilitasi komunikasi mahasiswa dengan keluarga mereka di daerah terdampak. Menurut Luthfi, masih ada mahasiswa yang belum dapat berkomunikasi dengan keluarga akibat gangguan pascabencana.
Ketua Ikatan Pelajar Aceh Semarang, Muhammad Haekal Halifah, mengatakan pendataan mahasiswa terdampak masih berlangsung. “Mahasiswa Aceh yang terdata sekitar 107 orang, Sumatra Barat sekitar 200 orang, dan Sumatra Utara lebih dari 100 orang,” ujarnya.
Langkah serupa dilakukan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta perguruan tinggi di Yogyakarta mendata mahasiswa yang orang tuanya terdampak bencana di Sumatra dan Aceh.
“Secara tradisi, Yogyakarta mesti membantu mahasiswa yang di daerah asalnya terkena bencana. Jangan sampai ada yang putus kuliah,” kata Sultan beberapa waktu lalu.
Sri Sultan mendorong kampus tidak hanya memberi keringanan uang kuliah, tetapi juga membantu biaya hidup mahasiswa. Sejumlah perguruan tinggi merespons dengan memberikan pembebasan atau pengurangan biaya kuliah, bantuan biaya hidup, kupon makan, hingga dukungan konseling.
Di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan Bantuan Biaya Pendidikan dan atau Beasiswa Pendidikan Tinggi Tahun 2025 kepada 141 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
“Bantuan ini bukan sekadar dukungan finansial, tetapi juga bagian dari ikhtiar membangun kesalehan sosial,” kata Khofifah dalam acara penyerahan bantuan di Surabaya, Rabu, 17 Desember 2025.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jawa Timur, Imam Hidayat, mengatakan bantuan tersebut diberikan untuk menjaga keberlanjutan studi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Program ini mengacu pada sejumlah regulasi nasional dan daerah terkait pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Berbagai kebijakan di tiga provinsi itu diharapkan dapat memastikan mahasiswa perantauan yang terdampak bencana tetap melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya. [arn]
