kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Indonesia Barat Simpan Potensi Migas, 21 Blok Baru Diteken Sejak 2021, Termasuk Aceh

Indonesia Barat Simpan Potensi Migas, 21 Blok Baru Diteken Sejak 2021, Termasuk Aceh

Sabtu, 18 Mei 2024 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kementerian ESDM menyebutkan sektor minyak dan gas bumi di Indonesia, terbilang masih menjanjikan. Sejak tahun 2021, terdapat 21 Production Sharing Contract (PSC) baru yang ditandatangani. [Foto: nesiatimes]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sektor minyak dan gas bumi di Indonesia, terbilang masih menjanjikan. Sejak tahun 2021, terdapat 21 Production Sharing Contract (PSC) baru yang ditandatangani. 

21 kontrak tersebut mendapatkan komitmen eksplorasi sebesar Rp4 triliun, tidak termasuk Rp11 triliun dari perpanjangan kontrak. Sehingga, total biaya eksplorasi sejak 3 tahun yang lalu telah mencapai Rp15 triliun.

Direktur Pembinaan Hulu Minyak dan Gas Bumi Ariana Soemanto, pada Plenary Session Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) tahun 2024, menyatakan bahwa dari 21 blok baru yang berkontrak tersebut, sebagian besar berlokasi di Indonesia Barat.

"Dari 21 kontrak blok-blok baru yang ditandatangani sejak 2021, sebagian besar blok berada di Indonesia barat. Jadi Indonesia bagian barat masih memiliki potensi yang besar. Di saat yang sama, kita juga menyiapkan blok-blok potensial yang terletak di Indonesia Timur," ujar Ariana.

Dari 21 blok PSC baru, 20 blok berada di Indonesia Barat, yakni Blok Bireun Sigli, Offshore Northwest Aceh (Meulaboh), Offshore Southwest Aceh (Singkil), West Kampar, South CPP, Jabung Tengah, Bertak Puyuh Pijar, Beluga, East Natuna, dan Paus. Kemudian Blok Sangkar, Bawean, Liman, North Ketapang, Bunga, Agung I, Agung II, Bengara I, Akia, Peri Mahakam. Sementara 1 blok, yakni Blok Bobara berada di Indonesia bagian Timur, yakni di Papua.

Pemerintah, lanjut Ariana, memberikan split atau bagi hasil yang menarik, termasuk untuk blok di Indonesia barat. Dari 21 blok, 12 blok di antaranya memberikan bagi hasil untuk kategori blok dengan risiko tinggi dan sangat tinggi, hingga 50 persen untuk blok gas bumi, dan sekitar 45% untuk blok minyak.

Seperti yang diketahui, 21 blok-blok tersebut diperoleh dari penawaran langsung dan lelang reguler. Adapun kesuksesan dari penawaran langsung mencapai 76% dan lelang reguler hanya 21% yang mencapai tahap tanda tangan kontrak.

"Kami sangat merekomendasikan bagi kontraktor untuk mengikuti joint study untuk penawaran langsung, dan Pemerintah akan mendukung penuh dengan berbagai cara yang positif," ujar Ariana.

Ariana pun menyampaikan bahwa saat ini terdapat 54 blok yang akan dilelang dalam 5 tahun mendatang. 27 area untuk joint study yang disiapkan untuk bidding round 3 tahun ke depan, dan 27 blok potensial lainnya untuk lelang reguler. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda