Beranda / Berita / Nasional / Kecepatan Internet di Indonesia akan Anjlok, Ahli IT Desak Pemerintah Perkuat Infrastruktur Jaringan

Kecepatan Internet di Indonesia akan Anjlok, Ahli IT Desak Pemerintah Perkuat Infrastruktur Jaringan

Jum`at, 27 Desember 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ahli Informasi dan Teknologi, Muttaqin, ST, MCs. Foto: for Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pada Maret 2024 ada beberapa isu menarik di bidang teknologi, dari mulai anjloknya kecepatan internet di Indonesia, sampai down-nya Facebook dan Instagram yang membuat kehebohan.

Dalam laporan Speedtest Global Index yang dirilis Ookla, kecepatan internet di Indonesia anjlok. Kecepatan rata-rata internet Indonesia di kategori mobile hanya menyentuh 25,37Mbps dan turun empat tingkat ke peringkat 101 dari 144 negara di dunia.

Merespons hal itu, Ahli Informasi dan Teknologi, Muttaqin, ST, MCs menjelaskan penurunan kecepatan internet ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, masalah pada infrastruktur jaringan seperti kabel bawah laut atau data center lokal yang rusak atau mengalami gangguan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan internet secara keseluruhan.

"Indonesia tergantung pada kabel bawah laut internasional untuk mengakses internet global, sehingga jika ada gangguan pada jalur ini, akan berdampak langsung pada kecepatan internet," ujarnya kepada Dialeksis, Jumat (27/12/2024).

Penyebab kedua, lanjutnya, keterbatasan infrastruktur lokal seperti base stations, tower operator seluler, atau data center yang tidak memadai juga bisa menjadi faktor penghambat. Jika kapasitas ini tidak dapat menangani lonjakan trafik, maka kecepatan internet akan menurun.

"Kemudian, karena masalah pada platform tertentu. Gangguan pada Facebook dan Instagram ini mungkin tidak terkait langsung dengan infrastruktur Indonesia, melainkan lebih kepada masalah teknis atau pemeliharaan pada platform tersebut. Platform besar seperti ini sering kali mengalami masalah server atau downtime pada waktu tertentu yang memengaruhi akses pengguna," jelasnya.

Selai itu, kata Dosen Teknik Komputer Universitas Sains Cut Nyak Dhien, bisa juga karena lonjakan trafik data, baik karena kegiatan masyarakat atau bahkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service), dapat memperlambat kecepatan internet di berbagai wilayah.

Untuk itu, Muttaqin menyampaikan beberapa solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah kecepatan internet dan downtime platform di Indonesia.

Pertama, ia menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur jaringan, dengan memperkuat jaringan lokal, memperluas jaringan fiber-optic, dan membangun jalur redundansi untuk mengurangi ketergantungan pada satu jalur utama. Selain itu, ISP diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan trafik dan mengembangkan infrastruktur 5G untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan kecepatan internet.

Untuk mengatasi gangguan pada platform, Muttaqin menyarankan koordinasi antara ISP dan platform global guna memberi informasi lebih awal kepada pengguna tentang gangguan yang terjadi. Ia juga mengingatkan pentingnya rencana pemulihan bencana untuk mengurangi downtime saat platform kembali beroperasi.

Di sisi lain, ia mendorong pemerintah untuk mengembangkan teknologi lokal dan membangun data center guna mengurangi ketergantungan pada infrastruktur asing. Pemanfaatan teknologi edge computing juga dianggap penting untuk mengurangi latency dan mempercepat pengolahan data.

Selain itu, edukasi kepada pengguna tentang cara menggunakan internet secara bijak, seperti menghindari aplikasi yang memakan banyak bandwidth, serta pemanfaatan aplikasi penghemat data, diharapkan dapat mengurangi tekanan pada jaringan.

Terakhir, pemantauan jaringan secara real-time sangat diperlukan untuk mendeteksi lonjakan trafik dan memungkinkan tindakan preventif yang dapat mencegah masalah besar terjadi.

"Penurunan kecepatan internet dan downtime platform besar di Indonesia adalah masalah yang harus segera diatasi oleh pemerintah, penyedia layanan internet, dan platform global. Dengan meningkatkan infrastruktur, memperkuat kapasitas jaringan, serta memanfaatkan teknologi terbaru, kita dapat mengurangi dampak negatif dari masalah ini," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI