DIALEKSIS.COM | Makassar - Peternak kuda di wilayah Indonesia Timur, khususnya Sulawesi, kini mendapat angin segar lewat penerapan teknologi inseminasi buatan (IB) hasil kerjasama antara Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (UNHAS).
Teknologi ini dinilai akan membawa dampak langsung bagi peningkatan kualitas dan produktivitas ternak kuda lokal.
Inseminasi buatan dianggap sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap pejantan unggul serta mempercepat perbaikan genetik populasi kuda di daerah. Selain itu, metode ini juga dapat mengurangi risiko cedera yang sering terjadi pada proses kawin alam.
“Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas genetik kuda melalui pengembangan dan optimalisasi inseminasi buatan,” ujar Syahdar Baba, Dekan Fakultas Peternakan UNHAS.
Ia menambahkan, kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam mendukung mutu peternakan kuda nasional.
Dukungan penuh juga datang dari Kepala BBIB Singosari, Akbar, yang menegaskan kesiapan lembaganya dalam membantu pengembangan teknologi IB di wilayah timur Indonesia.
“Kami siap berkontribusi dalam pengembangan teknologi IB untuk kuda, mengingat ternak kuda memiliki nilai penting baik secara ekonomi maupun budaya di masyarakat Sulawesi,” ujarnya dalam keterangannya yang dilansir pada Minggu (27/4/2025).
Bagi para peternak lokal, teknologi IB akan membuka akses lebih luas terhadap bibit unggul tanpa harus bergantung pada proses alami yang memakan waktu dan biaya. Dalam jangka panjang, ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi peternak serta memperkuat posisi industri peternakan kuda nasional.
Dengan adanya sinergi antara lembaga penelitian dan pendidikan seperti BBIB Singosari dan UNHAS, Indonesia Timur kini bersiap memasuki era baru dalam pengembangan peternakan kuda yang lebih modern dan berkelanjutan. [in]