DIALEKSIS, Jakarta - PDIP dan Golkar menjadi partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi pasca-Pileg 2014 lalu. Berdasarkan survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, suara PDIP dalam Pileg 2014 lalu mencapai 18,95 persen. Sementara Golkar mendapatkan 14,75 persen suara.

Terkait tren dukungan parpol, PDIP sendiri mengalami penurunan. Pada Agustus 2017 lalu, PDIP mendapatkan 28,3 persen suara. Kemudian pada bulan Desember 2017 dan Januari 2018 masing-masing mendapatkan 22,7 persen dan 22,2 persen suara.

Sementara itu, Golkar justru cenderung mengalami kenaikan. Secara berurutan, pada Agustus 2017, Desember 2017, dan Januari 2018 masing-masing mendapatkan suara sebesar 11,6 persen, 13,8 persen, dan 15,5 persen.

Menurut hasil survei LSI Denny JA, hal ini terjadi karena tiga faktor utama. Pertama, pemilih yang sebelumnya mendukung PDIP, kini kembali memilih Golkar.

Kedua, sosok ketua umum baru Golkar, Airlangga Hartanto dinilai memberikan harapan baru bagi Golkar sehingga mampu membangun citra "Golkar Bersih". Ketiga, tiga program prorakyat yang dikampanyekan Airlangga Hartanto sebagai ketua umum baru diklaim disukai oleh para pemilih. []