kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Mahfud MD ke Dubes Tiongkok: Kalau Ada Nelayan Masuk, Kami Usir

Mahfud MD ke Dubes Tiongkok: Kalau Ada Nelayan Masuk, Kami Usir

Jum`at, 17 Januari 2020 10:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD. Foto: 


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan jika masih ada nelayan Tiongkok yang membandel masuk wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, pasti akan diusir.

"Kita usir saja, kan protesnya sudah. Masa protes terus. Kita usir saja, kita halau, dan mereka keluar dari garis ZEE agar mereka tidak berada lagi di Natuna sehingga di laut bebas," katanya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (16/1) malam.

Pada hari yang sama, Mahfud juga menerima kunjungan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian di Kantor Kemenko Polhukam RI.

Mahfud menjelaskan pada pertemuan tersebut Dubes Tiongkok juga menyampaikan sudah tidak ada "dispute" soal wilayah dan konflik dengan Indonesia.

"Sikap pemerintah pun jelas, yakni akan tetap menjaga kedaulatan dan hak berdaulat. Ada dua hal, ya, kalau di ZEE itu namanya hak berdaulat. Kalau di wilayah teritori itu wilayah kedaulatan. Kami akan jaga kedua-duanya," katanya.

Diakui Mahfud, Pemerintah Tiongkok tidak bisa memberikan jaminan bahwa nelayan mereka tidak akan masuk lagi ke wilayah ZEE karena tidak mungkin untuk melarang melaut.

"Ya, kami katakan, kita akan usir. Jadi, tidak ada jaminan apa-apa. Sudah punya sikap masing-masing," katanya.

Dalam pertemuan itu, mereka juga membahas rencana pertemuan antarpejabat tinggi pada 4 Februari 2020, termasuk rencana kerja sama di banyak bidang.

"Nah, kerja sama di bidang lain yang jauh lebih banyak itu, ya, diteruskan. Tetapi, tidak akan bicara tentang Natuna Utara atau Laut Cina Selatan. Karena di situ kita berpendapat tidak ada 'despute'," tegas Mahfud.

Sementara itu, Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian menyampaikan pertemuan itu membicarakan banyak hal, mulai kerja sama investasi, perdagangan, hingga kebudayaan yang selama ini sudah terjalin.

Xiao menyebut Indonesia dan Tiongkok sebagai teman yang sangat baik, apalagi berbagai progres kerja sama selama lima tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping.

Meski berteman sangat baik, diakuinya, masing-masing mungkin memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sesuatu sehingga memunculkan perselisihan.

Akan tetapi, Xiao menilainya perselisihan yang muncul bukan sebagai permasalahan, sebab bisa diselesaikan melalui jalan diskusi dan dialog untuk mencari solusi bersama. (Im/mediaindonesia)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda