kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Menkeu Menilai Kinerja Bank Syariah Relatif Lebih Stabil Dibanding Konvensional saat Pandemi

Menkeu Menilai Kinerja Bank Syariah Relatif Lebih Stabil Dibanding Konvensional saat Pandemi

Selasa, 29 Desember 2020 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Keuangan Sri Mulyani. [

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kinerja perbankan syariah di Indonesia relatif stabil di masa pandemi Covid-19, dibandingkan dengan perbankan konvensional.

"Yang cukup menarik dalam kondisi yang sangat menekan akibat Covid-19, intermediasi perbankan nasional yang cenderung mengalami penurunan, tapi kinerja perbankan syariah justru cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional," ujar dia dalam konferensi video, Selasa (29/12/2020).

Sri Mulyani mengatakan situasi tersebut kerap terjadi pada masa krisis, misalnya pada 2008 lalu. Dari sisi aset, hingga September 2020 aset bank syariah tumbuh 10,97 persen. Angka tersebut di atas perbankan konvensional uang hanya 7,77 persen. "Artinya pertumbuhan aset perbankan syariah lebih tinggi."

Demikian juga dengan Dana Pihak Ketiga perbankan syariah yang tumbuh 11,65 persen, sedikit di atas DPK perbankan konvensional yang tumbuh 11,49 persen. Di sisi lain, penyaluran pembiayaan atau kredit perbankan syariah juga tumbuh 9,42 persen.

"Ini jauh lebih tinggi karena pertumbuhan kredit perbankan konvensional justru mengalami penurunan dan hanya tumbuh 0,55 persen. Artinya, industri perbankan syariah memiliki posisi yang cukup stabil dan memiliki loyalitas seluruh ekosistemnya," ujar Sri Mulyani.

Kinerja perbankan syariah ini, menurut Sri Mulyani, perlu menjadi jembatan dan modal awal untuk mengembangkan ekosistem keuangan syariah yang berkualitas baik. "Resiliensi perbankan syariah juga bisa dilihat dari CAR atau rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah atau NPF yang cukup stabil. CAR 23,5 persen, NPF 3,31 persen.

Sri Mulyani mengatakan dalam perkembangan keuangan syariah, Indonesia memiliki potensi besar. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim besar. Di samping itu, terdapat kenaikan kelas menengah yang juga mendukung pertumbuhan permintaan keuangan syariah. (Tempo)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda