kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Nasir Djamil Tegaskan BPK Usut Boroknya Pelaksanaan PON XXI Aceh Sumut

Nasir Djamil Tegaskan BPK Usut Boroknya Pelaksanaan PON XXI Aceh Sumut

Jum`at, 20 September 2024 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Nasir Djamil, Anggota Komisi III DPR RINasir Djamil, yang juga merupakan Anggota Komisi III DPR RI dan Ketua Forbes Aceh. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ajang bergengsi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional, kini tercoreng oleh serangkaian skandal yang mengindikasikan adanya praktik korupsi sistematis. Ketua Forum Bersama (Forbes) DPR RI dan DPD RI asal Aceh, M Nasir Djamil, mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap penyelenggaraan event olahraga terbesar di Indonesia ini.

"Kami menyaksikan bahwa PON XXI telah berubah dari arena prestasi menjadi ajang pemborosan dan dugaan korupsi yang mencengangkan," ujar Nasir Djamil kepada Dialeksis, Jumat (20/9). 

Ia menambahkan, "Ambruknya sejumlah venue dan kisruh konsumsi atlet bukan hanya menunjukkan ketidakmampuan penyelenggara, tetapi juga mengindikasikan adanya permainan kotor di balik layar."

Nasir Djamil, yang juga merupakan Anggota Komisi III DPR RI, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kualitas bangunan venue yang jauh di bawah standar. 

"Venue yang ambruk bukan hanya mempermalukan Aceh dan Sumut di mata nasional, tetapi juga membahayakan nyawa atlet dan pengunjung. Ini bukan lagi soal prestise, tapi soal nyawa," tegasnya.

Lebih lanjut, politisi asal Aceh ini mendorong Penjabat (Pj) Gubernur Aceh dan Sumatera Utara untuk berkolaborasi dengan Kejaksaan RI dan BPK RI dalam melakukan audit kinerja dan investigasi menyeluruh. 

"Kami menuntut transparansi penuh. Rakyat Aceh dan Sumut berhak tahu ke mana larinya triliunan rupiah anggaran PON," tegas Nasir.

Skandal ini semakin memperburuk citra penyelenggaraan event olahraga di Indonesia, yang sebelumnya juga diwarnai kontroversi dalam Piala Dunia U-20 yang batal digelar. Nasir Djamil menutup, "Ini momentum kritis bagi kita untuk membersihkan dunia olahraga Indonesia dari praktik-praktik kotor. Jika tidak, kita hanya akan terus mempermalukan diri sendiri di mata dunia."

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda