Peneliti: Pertumbuhan Ekonomi RI Hanya 4,5 Persen di 2020 karena Corona
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. [dok Thinkstocks]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Peneliti Institute of Development Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,5 persen pada 2020.
Angka ini lebih rendah dari proyeksi lembaga pemeringkat internasional Moody's yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen pada tahun ini.
"Sebelum ada virus corona, Indef pasang target pertumbuhan di 2020 sebesar 4,8 persen. Jadi kalau mau direvisi tahun ini growth bisa turun ke 4,5 persen karena virus corona," kata Bhima kepada Kompas.com, Selasa (10/3/2020).
Bhima menilai, dampak virus corona ke laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa ditelusuri lewat korelasi hubungan ekonomi China dan Indonesia.
Jadi, setiap 1 persen penurunan pertumbuhan ekonomi China, ekonomi Indonesia bisa terpengaruh 0,3 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan korelasi perdagangan dan investasi Indonesia-China cukup besar.
Indef memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China hanya sekitar 5 persen pada 2020, atau turun 1 persen dibanding 2019.
"Jika growth hanya 4.5 persen maka PDB nilainya Rp 16.546 triliun. Ini berarti kita kehilangan Rp 127 triliun (dibanding 2019)" kata dia. (Kompas)