Pengamat Hendri Satrio: PDIP Harus Berkoalisi, Jika Sendirian di Pilpres Kalah
Font: Ukuran: - +
Hendri Satrio (Ari Saputra/detikcom)
DIALEKSIS.COM | Nasional - Pengamat politik yang juga pendiri Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengatakan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetaplah pihak yang diperhitungkan untuk Pemilu 2024. Meskipun partai tersebut hingga saat ini belum mengumumkan ihwal koalisi atau sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres).
"Menurut hasil survei KedaiKOPI, PDI Perjuangan harusnya kerja sama. Karena kalau jalan sendiri walaupun bisa, akan kalah nantinya," ujar Hendri saat dihubungi, Ahad (26/6/2022).
Tingginya suara PDIP di peringkat teratas, akan membuat mereka akan selalu menjadi pertimbangan partai lain untuk berkoalisi. Apalagi, partai berlambang kepala banteng itu sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
"Kerja sama dengan PDI Perjuangan akan memuluskan jalan partai politik lainnya untuk bisa memenangkan pemilihan pegislatif maupun pemilihan presiden," ujar Hendri.
Masalahnya sekarang adalah sosok yang akan diusung sebagai capres oleh PDIP. Saat ini, beredar dua nama yang berpeluang besar akan diusung mereka, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau Ketua DPR Puan Maharani.
Meskipun Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga saat ini belum mau mengumumkan nama tersebut. Ia menilai, sosok tersebut akan diumumkan jelang penutupan pendaftaran pasangan capres-cawapres pada 25 November 2023.
"Atau minimal mendekati penutupan pendaftaran calon presiden di 2023 nanti. Apapun itu PDI Perjuangan selalu menjadi pusat perhatian," ujar Hendri.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan kadernya untuk tidak main dua kaki. Megawati mengatakan, kader yang melakukan manuver sebaiknya keluar partai.
Megawati mengatakan, ia sebagai ketua umum partai memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa calon presiden yang akan diusung PDIP. Ia pun mempersilakan kadernya keluar jika ada yang tidak setuju terhadap hal tersebut.
"Ingat lho, lebih baik keluar deh, lebih baik keluar deh daripada saya pecati loh kamu," tegasnya [republika.co.id].