DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin haus kekuasaan.

Hal itu disampaikannya setelah Cak Imin mengubah alasan mengapa penundaan pemilu harus dilakukan. Seperti diketahui, Cak Imin beberapa waktu lalu mengatakan bahwa penundaan pemilu dilakukan untuk melindungi Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Menurutnya, alasan Cak Imin yang berubah-ubah mengindikasikan keinginan elite pemerintah untuk melakukan penundaan pemilu.

"Semua pembenaran yang dikemukakan Cak Imin jelas bertentangan dengan kehendak rakyat," ujarnya.

Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menilai, Cak Imin jelas mengabaikan kehendak rakyat.

Lanjutnya, sikap Cak Imin ini tentu sangat ironis, karena sebagai ketua umum partai, dia seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan justru mengabaikan dan meniadakannya.

Oleh karena itu, Jamiluddin menegaskan bahwa Cak Imin sudah tak layak menjadi ketua umum partai di negara demokrasi. (Wartaekonomi)