kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Peringati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Australia Dukung Manajemen Penanggulangan Bencana di Indonesia

Peringati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Australia Dukung Manajemen Penanggulangan Bencana di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath dan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rustian. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam momen penting yang menandai 75 tahun hubungan diplomatik, Indonesia dan Australia menegaskan komitmen bersama dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. Perpanjangan kerja sama program SIAP SIAGA hingga 2027 menjadi simbol nyata dari kolaborasi ini. 

Penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung dalam rangkaian acara Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional di Banda Aceh pada Rabu (9/10/2024), bertepatan dengan peringatan 20 tahun bencana gempa dan tsunami yang menghantam wilayah tersebut.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rustian, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang selama ini terjalin erat antara kedua negara. 

"Syukur Alhamdulillah, kita telah menandatangani perpanjangan kerja sama ini hingga 2027. Hasil dari kolaborasi ini sudah nyata terlihat di berbagai daerah, dan kami berharap dengan perpanjangan ini, manfaatnya akan semakin luas,” ungkap Rustian kepada media di Hotel Ayani, Banda Aceh.

Menurutnya, perpanjangan kerja sama ini bukan hanya tentang memperkuat respons bencana di daerah-daerah yang sudah terlibat, tetapi juga membuka peluang untuk memperluas cakupan ke wilayah lain yang rentan bencana, seperti Sumatera dan Sulawesi. 

"Kami ingin cakupan program ini berkembang ke wilayah-wilayah yang lebih membutuhkan, seperti Sumatera dan Sulawesi, agar lebih banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaat dari program ini," tambah Rustian.

Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, dalam kesempatan tersebut juga menekankan pentingnya keberlanjutan program SIAP SIAGA sebagai bukti nyata persahabatan antara Australia dan Indonesia, khususnya dalam bidang penanggulangan bencana. 

Menurut Kamath, program ini telah berhasil memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah Indonesia dalam menghadapi risiko bencana alam.

"Saya merasa bangga dapat berada di Aceh untuk menyaksikan langsung dampak positif dari program SIAP SIAGA. Ini adalah bagian penting dari kerja sama kemanusiaan antara kedua negara, yang membantu meningkatkan kapasitas dan kesiapan dalam menanggulangi bencana di Indonesia," ujar Kamath.

Sejak pertama kali diluncurkan, program SIAP SIAGA telah memberikan berbagai bentuk pelatihan, peningkatan kapasitas, serta mendukung pengembangan manajemen risiko bencana di tingkat daerah. 

Program ini tidak hanya selaras dengan prioritas pembangunan Indonesia melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), tetapi juga sejalan dengan strategi kemanusiaan Pemerintah Australia untuk kawasan Indo-Pasifik.

Program SIAP SIAGA melibatkan banyak pihak, mulai dari BNPB hingga Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian Sosial, serta pemerintah daerah. 

Kerja sama ini mengintegrasikan pendekatan lintas sektor, mencakup berbagai kementerian dan lembaga untuk memastikan bahwa upaya penanggulangan bencana dapat berjalan efektif di semua tingkatan, baik di pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat sipil.

“Hubungan diplomatik kami dengan Indonesia telah berlangsung selama 75 tahun, dan kolaborasi ini adalah cerminan dari betapa kuatnya ikatan antara kedua negara dalam menghadapi tantangan global, seperti bencana alam dan perubahan iklim,” jelas Kamath.

Kamath juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai kunci sukses dalam penanggulangan bencana di Indonesia. 

"Melalui SIAP SIAGA, kita tidak hanya meningkatkan kapasitas teknis, tetapi juga membangun jaringan yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi internasional. Ini adalah pendekatan menyeluruh yang akan memastikan ketahanan masyarakat terhadap bencana," tambahnya.

Perpanjangan program ini hingga 2027 tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan pencapaian yang sudah ada, tetapi juga untuk memperluas cakupan wilayah yang diuntungkan. 

Khususnya, program ini menargetkan daerah-daerah yang rawan bencana seperti Aceh, Sumatera, dan Sulawesi, di mana risiko bencana geologis dan hidrometeorologis sering terjadi.

Dalam konteks Aceh, wilayah yang pernah dilanda bencana besar, seperti gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004, kerjasama ini menjadi sangat relevan. 

BNPB berharap dukungan dari Australia melalui SIAP SIAGA dapat lebih memperkuat manajemen risiko bencana dan mempercepat pemulihan pascabencana di masa depan.

"Dengan adanya perpanjangan program ini, kami optimis bahwa kapasitas pemerintah daerah dalam manajemen bencana akan semakin kuat. Aceh menjadi salah satu contoh di mana pelatihan dan penguatan kapasitas dari program ini telah membuahkan hasil yang nyata," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda